Mataram (Suara NTB) – Asosiasi Hotel Kota Mataram (AHM) menggelar promosi pariwisata Lombok di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 14-19 Maret 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik minat wisatawan dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah agar berkunjung ke Lombok, sekaligus meningkatkan tingkat okupansi hotel yang masih tergolong rendah.
Ketua AHM, Made Adiyasa, menyatakan bahwa promosi ini sepenuhnya didanai secara swadaya oleh AHM sebagai respons terhadap kondisi perhotelan di Mataram yang tengah lesu.
“Kami prihatin dengan rendahnya tingkat okupansi hotel saat ini. Oleh karena itu, kami berinisiatif turun langsung ke Banjarmasin untuk memperkenalkan Lombok dan mengajak masyarakat setempat berwisata ke pulau ini,” ujar Made Adiyasa.
Sebagai bagian dari strategi pemasaran, AHM menggelar berbagai aktivitas promosi di Banjarmasin, antara lain Flyering di Duta Mall, pusat perbelanjaan terbesar di Banjarmasin yang menjadi destinasi utama warga Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Tabletop meeting sekaligus buka puasa bersama dengan agen travel setempat guna menjalin kerja sama dalam penjualan paket wisata ke Lombok. Kunjungan ke berbagai perusahaan untuk memperkenalkan Lombok sebagai destinasi wisata menarik bagi karyawan dan mitra bisnis mereka.
Selain itu, promosi juga diperkuat melalui penayangan video pariwisata Lombok di videotron Duta Mall selama tujuh hari berturut-turut. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata di Lombok.
Tingkat okupansi hotel di Mataram masih berada di kisaran 20-30% sejak awal tahun, termasuk saat bulan Ramadan. Bahkan, banyak hotel terpaksa menurunkan harga hingga 40% demi menarik lebih banyak tamu.
AHM optimistis promosi ini dapat memberikan dampak positif bagi industri pariwisata di Lombok, terutama karena daya beli masyarakat Banjarmasin yang tergolong kuat serta kebiasaan mereka berbelanja dan berwisata.
“Kalimantan didukung oleh sektor tambang dan perkebunan sawit. Kami ingin menarik perputaran ekonomi tersebut ke Lombok dengan menjadikannya sebagai destinasi utama. Jika Lombok tidak dipromosikan secara aktif, wisatawan akan terus memilih destinasi lain seperti Bali dan Jawa,” tambah Made Adiyasa.
Tantangan utama dalam promosi ini adalah minimnya pengetahuan masyarakat Banjarmasin tentang Lombok.
“Banyak yang tidak tahu di mana Lombok berada. Bahkan, tidak sedikit yang mengira Lombok ada di Sulawesi. Selain itu, mereka juga belum menyadari bahwa kini sudah ada penerbangan langsung dari Banjarmasin ke Lombok,” jelasnya.
Dengan adanya penerbangan langsung dan harga tiket yang relatif terjangkau, AHM berharap inisiatif ini dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Lombok serta membantu pemulihan industri perhotelan dan pariwisata di daerah tersebut. (bul)