Mataram (Suara NTB) – Pemprov NTB memprediksi akan memproduksi sekitar 93 ribu ton gabah di triwulan pertama tahun 2025. Kepala Dinas Pertanian NTB, Muhamad Taufiek Hidayat mengatakan jumlah produksi padi NTB di tiga bulan pertama ini jauh lebih tinggi dibandingkan produksi tahun lalu.
“Jadi tahun ini informasi dari BPS, kita ini Januari-April kita dari KSA BPS kita berada di atas tahun kemarin, artinya, produksi kita berada di atas tahun kemarin,” ujarnya kepada Suara NTB, Kamis, 20 Maret 2025.
Menurutnya, kendati adanya fenomena puso atau kerusakan lahan pertanian akibat bencana alam seperti banjir, hal ini tidak mempengaruhi produksi padi petani. Menurunya, fuso beberapa hektar lahan pertanian hal yang biasa terjadi di NTB.
“Biasa terendam, nanti kan kita lihat. Tapi, fakta data BPS bahwa kita masih di atas tahun kemarin produksi kita sampai Maret,” sambungnya.
Alasan meningkatnya produksi gabah petani tahun ini kendati banyaknya bencana alam di awal tahun, kata Taufiek karena meningkatnya luas tanam. Luas tanam NTB tahun ini lebih dari 290 ribu hektar, dengan luas panen berkisar antara 281 ribu hingga 287 ribu hektar.
Meskipun ada sekitar 5.000 hektar yang gagal panen atau gagal tanam, hal ini dianggap normal dengan tingkat kegagalan panen sekitar 2-3 persen setiap tahunnya.
“Dengan adanya banjir, saya sampaikan tadi bahwa dari data BPS kemarin itu kita di atas tahun kemarin dengan priode yang sama, sehingga nanti stagnan pun priode kedua, ketiga sudah di atas rata-rata,” katanya.
Sementara, terkait dengan serapan bulog, Taufiek mengatakan bahwa Bulog belum mampu menyerap sesuai target yang diperintahkan oleh pemerintah pusat yaitu 12 persen atau 181 ribu ton. “Bulog itu dari target rata-rata nasional progress NTB baru 8 persen dari target,” ucapnya.
Kendati serapan bulog belum mencapat target, Taufiek mengaku tidak masalah, yang penting, gabah petani laris manis di lapangan. (era)