Jakarta (Suara NTB) – Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai, pengumuman struktur pengurus Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) bukan menjadi penyebab koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin, 24 Maret 2025.
IHSG ditutup melemah 96,96 poin atau 1,55 persen ke posisi 6.161,22 pada perdagangan Senin, 24 Maret 2025. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,00 poin atau 1,59 persen ke posisi 681,02.
“Saya rasa pengumuman struktur lengkap Danantara bukan menjadi faktor pelemahan IHSG hari ini, karena menurut saya nama-nama team management Danantara cukup diisi oleh profesional yang memiliki pengalaman yang memadai,” ujar Rully kepada ANTARA di Jakarta, Senin, 24 Maret 2025.
Rully menjelaskan bahwa pelemahan indeks saham Tanah Air hari ini lebih dipengaruhi pesimisme pasar terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.
“Memang hari ini lebih banyak saham-saham yang cenderung spekulatif yang menyebabkan pelemahan indeks. Sementara saham-saham yang terkait Danantara hari ini mengalami penguatan, seperti BMRI dan BBRI,” jelasnya.
Sementara, Ekonom dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee mengatakan IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah di tengah pelaku pasar bersikap ‘wait and see’ terhadap data ekonomi Amerika Serikat (AS).
“Pekan depan pelaku pasar menantikan data produk domestik bruto (PDB) AS yang diperkirakan turun menjadi 2,3 persen dari sebelumnya 3,1 persen. Selain itu pelaku pasar menantikan data Price Consumer Index (PCE) Inti AS,” ujar Hans.
Hans menyampaikan pasar keuangan mendapatkan sentimen positif setelah komentar dari Presiden AS Donald Trump yang memberikan harapan bahwa tarif yang diumumkan sebelumnya dan dijadwalkan mulai berlaku awal April 2025 mungkin tidak seberat yang dikhawatirkan.
Namun demikian, Ia menyebut meskipun The Fed mempertahankan suku bunga, tetapi terbuka peluang terjadi dua kali pemotongan bunga pada tahun ini. Lanjutnya, kabar positif lain datang dari Jerman dimana parlemen menyetujui reformasi fiskal.
Pasar keuangan Asia Tenggara justru kehilangan daya tariknya akibat masalah spesifik masing-masing negara. Tetapi, penurunan di seluruh Asia Tenggara telah memicu rekomendasi beli. Valuasi yang murah setelah sell-off minggu ini membuat investor global mulai mengkalkulasi kembali Indonesia.
Pasar saham Indonesia akan menghadapi libur panjang di akhir pekan depan, dan secara historis, pasar saham Indonesia terkoreksi di hari pertama perdagangan saham setelah libur Idul Fitri.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor menguat yaitu teknologi yang naik sebesar 3,67 persen.
Sedangkan, sepuluh melemah yaitu sektor energi yang turun sebesar 2,49 persen, diikuti oleh sektor properti dan kesehatan yang masing- masing turun sebesar 2,32 persen dan 2,30 persen.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu INAI, RELI, POLU, JGLE dan MIRA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BINO, FORU, WINE, HITS, dan MSIN.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.061.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 14,16 miliar lembar saham senilai Rp14,34 triliun. Sebanyak 142 saham naik 523 saham menurun, dan 292 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 68,57 poin atau 0,18 persen ke 37.608,50, indeks Shanghai menguat 5,20 poin atau 0,15 persen ke 3.370,03, indeks Kuala Lumpur melemah 1,63 persen atau 0,11 poin ke posisi 1,503,70, dan indeks Straits Times menguat 9,88 poin atau 0,25 persen ke 3.936,84. (ant)