Selong (Suara NTB) – Bupati Lombok Timur (Lotim), H. Haerul Warisin, mencanangkan dua desa, yakni Desa Sepit Kecamatan Keruak dan Desa Gerisak Simanggleng Kecamatan Sakra Barat sebagai Calon Desa Cinta Statistik, Selasa, 25 Maret 2025.
Bupati menerangkan, Desa Kumbang sebagai desa pemekaran tahun 2024 lalu masuk 10 besar nasional sebagai Desa Cantik. Dia mengharapkan, setelah dapat penghargaan pelayanan kepada masyarakat lebih baik dan ditingkatkan. Pelayanan paling pokok ketika data sudah tak jadi masalah.
Desa Kumbang diminta bisa menjadi mentor kepada dua desa. Desa Sepit dan Gerisak Simanggleng bisa berkoordinasi dengan Desa Kumbang, sehingga ke depan, desa di Lotim bisa menjadi terbaik nasional.
Menurut Bupati, data merupakan hal penting dalam memperbaiki kualitas layanan. Harapkan, ketika data sudah baik, maka semua aktivitas pelayanan juga harus lebih baik. “Jadi bukan sekadar dapat penghargaan, tapi setelah ini berikan pelayanan terbaik,” pesannya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lotim, Sri Endah Wardanti menyampaikan tujuan dari Desa Cantik adalah meningkatkan literasi dari aparatur desa dan masyarakat  untuk kelola data dan membangun kesadaran pentingnya data statistik dalam membangun desa berkelanjutan.
Dalam proses pengumpulan dan pengelolaan data dilibatkan semah masyarakat. Data dalam perencanaan pembangunan harus akurat sesuai data dan fakta.
Desa adalah ujung tombak pembangunan. Data statistik desa dengan predikat sebagai Desa Cantik ini dapat mengelola data menjadi lebih baik. Berikutnya, desa bisa ambil keputusan pembangunan berdasarkan data, sehingga, pembangunan di desa diharapkan tepat sasaran.
Desa Sepit dan Gerisak Simanggleng menjadi calon desa Cantik tahun 2025 ini disebut karena memenuhi kriteria. Kedua desa tersebut katanya akan dapat pelatihan dari BPS Â tentang data statistik. Harapannya, dua desa ini bias, seperti Desa Kumbang yang masuk penilaian nasional.
Kepala BPS Provinsi NTB, Drs. Wahyudin menyampaikan  dua desa di Lotim ini bisa meniru desa Kumbang Kecamatan Masbagik yang dapat penghargaan nasional.
Desa merupakan ujung tombak pembangunan. Tujuan pembangunan desa meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam perencanaan pembangunan, pasti membutuhkan data dan indikator statistik. Data juga penting untuk bahan evaluasi dan monitoring program kerja.
Sejauh ini, sudah cukup banyak aplikasi pendataan yang digunakan di desa. Setidaknya tidak kurang dari 8 aplikasi yang sudah ada. Diantaranya soal data potensi desa.
Melalui berbagai data aplikasi itu, harus dilihat dari berbagai sudut. Semisal data potensi desa ini banyak keterbatasan desa dalam mengisi data. Masalah lainnya di desa juga menyangkut kualitas dan kuantitas  SDM .
Melalui program Desa Cantik, diharapkan ke depan dapat melakukan pembinaan. “Jadi BPS melalui program desa cantik ini bukan membuat pola pendataan baru. Tapi, latih desa mengisi data yang sudah ada dan sangat dijarapkan bisa lahirkan data dan indikator statistik yang baik,” demikian kata Wahyudin. (rus)

