KETUA DPRD Kota Mataram, Abdul Malik, S.Sos., terus mendorong berbagai inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah terbatasnya peluang kerja formal di sektor pemerintahan. Langkah ini menjadi penting mengingat Kota Mataram sebagai ibu kota Provinsi NTB tidak memiliki banyak industri besar yang dapat menyerap tenaga kerja secara signifikan.
Malik menegaskan, inovasi tersebut antara lain dilakukan melalui program job fair yang menggandeng sejumlah mitra kerja di bawah koordinasi Dinas Tenaga Kerja. “Kota Mataram ini merupakan ibu kota provinsi, sehingga banyak orang datang dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Karena itu, kita harus melakukan berbagai terobosan dan inovasi,” ujarnya kepada Suara NTB di DPRD Kota Mataram, Senin, 10 November 2025.
Orang nomor satu di DPRD Kota Mataram ini menambahkan, bahwa ketergantungan masyarakat terhadap pekerjaan di sektor pemerintahan masih cukup tinggi. Namun, peluang menjadi aparatur sipil negara (ASN) kini semakin terbatas seiring minimnya formasi dalam rekrutmen CPNS maupun PPPK beberapa tahun terakhir.
“Kalau kita lihat generasi muda, terutama Gen Z, banyak yang masih berorientasi ingin menjadi pegawai kantoran. Saya pun dulu demikian. Tapi sekarang, dengan formasi ASN yang terbatas, mereka harus mulai berpikir untuk membuat inovasi baru, baik di bidang wirausaha maupun sektor lain,” katanya.
Selain mendorong semangat kewirausahaan, Pemkot Mataram juga harus berupaya menarik investasi baru agar dapat membuka lapangan kerja lebih luas. Salah satu langkah yang disorot adalah memperkuat regulasi perizinan yang memprioritaskan tenaga kerja lokal.
Meski tingkat penurunan angka pengangguran di Mataram masih relatif kecil—yakni hanya sekitar 0,03 persen—Malik menilai capaian itu tetap positif di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil. “Saya rasa semua daerah mengalami hal yang sama, terutama kota seperti Mataram yang tidak memiliki banyak pabrik besar,” ujar politisi Partai Golkar ini.
Malik berharap masyarakat tidak hanya mengandalkan sektor pemerintahan, tetapi juga berani mengambil peluang di sektor swasta dan usaha mandiri. “Kita semua berharap Mataram sebagai ibu kota provinsi bisa menjadi tempat yang memberi harapan baru bagi masyarakat, baik lokal maupun pendatang,” tutupnya. (fit)

