Sumbawa Besar (suarantb.com) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbawa memastikan akan melakukan seleksi ketat terhadap calon penerima bantuan bibit. Hal ini untuk menekan terjadinya hal yang tidak diinginkan dan bibit yang diberikan bisa tumbuh dengan baik.
“Kami sudah siapkan polanya, karena sudah banyak proposal yang masuk terkait permintaan bibit ini untuk kita seleksi agar bantuan ini bisa tepat sasaran jangan sampai bantuan ini rusak karena tidak dirawat,” kata Kepala DLH Sumbawa, Pipin Shakti Bitongo, kepada Suara NTB, Kamis (20/11/2025).
Pipin melanjutkan, salah syarat utama yang harus dipenuhi oleh calon penerima bibit yakni ketersediaan lahan. Selain itu, lahan itu juga harus dipagar dengan baik supaya bantuan yang diberikan pemerintah nantinya tidak sia-sia karena rawan dimakan ternak.
“Syarat itu kami berlakukan karena kami khawatir bantuan itu akan sia-sia dan tidak berlanjut. Sehingga upaya pemerintah dalam mewujudkan Sumbawa hijau tidak tercapai,” ujarnya.
Ia pun meyakinkan, saat ini 21.450 bibit kemiri yang nantinya akan ditanam di beberapa wilayah kritis terutama di wilayah Empang Bawah dan Batulanteh sudah sangat siap. Tinggal menunggu waktu untuk penyerahan kepada calon penerima.
“Bibitnya sudah siap tinggal kita menunggu waktu yang tepat untuk mulai melakukan penanaman sehingga bibit-bibit tersebut tidak rusak saat ditanam nantinya,” ucapnya.
Selain bibit kemiri lanjut Pipin, pemerintah juga menyiapkan bibit untuk buah-buahan yang diperuntukkan bagi masyarakat yang berada di sekitar hutan. Hal itu dilakukan, agar masyarakat bisa menjaga hutan dan bibit buah-buahan yang diberikan pemerintah bisa dimanfaatkan untuk memperkuat ekonomi mereka.
“Kalau untuk waktu penanaman kita masih menunggu hujannya stabil, kalau di wilayah tertentu sudah siap bisa langsung kita lakukan droping ke wilayah tersebut,” ujarnya.
Ia meyakinkan, pemilihan lokasi tersebut merupakan usulan tahun 2024 lalu yang masuk dalam kategori lahan kritis. Skema tersebut ditawarkan pemerintah kepada masyarakat diharapkan bisa menjadi pelecut bagi mereka untuk menjaga hutan termasuk bisa meningkatkan ekonomi.
“Dua bulan lalu bibitnya sebenarnya sudah siap, tetapi kita minta tolong ke penyediannya agar bisa diserahkan pada saat musim hujan dan alhamdulillah mereka setuju dengan permintaan tersebut,” ucapnya.
Pada tahun 2025 pemerintah juga menyiapkan sekitar 200.000 bibit kemiri dan bibit kayu sengon 400.000. Pihaknya berharap dengan masifnya penanaman kayu keras ini bisa menekan laju kerusakan sakit akibat alih fungsi untuk tanaman jagung.
“Kami konsen untuk menjaga hutan dengan menyiapkan bibit tanaman keras. Kami juga tetap memikirkan ekonomi masyarakat, sehingga bibit yang kita berikan memiliki dampak ekonomis seperti kemiri dan sengon,” tukasnya. (ils)

