Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kota Mataram akan menaikan target retribusi pasar. Padahal dari tahun ke tahun retribusi pasar tradisional tidak pernah melampui target.
Di tahun 2024 dari target Rp7,5 miliar hanya teralisasi sekitar 80 persen. Kondisi ini juga terjadi di tahun 2025, dari target sama sebesar Rp7,5 miliar sampai bulan November baru mencapai 70 persen.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Mataram, H. Irwan Harimansyah menyebutkan, target retribusi pasar tradisional tiga tahun terakhir mencapai Rp7,5 miliar. Dari hasil rapat bersama tim badan anggaran (banggar) DPRD Kota Mataram, diminta menaikan target Rp750 juta, sehingga target di tahun 2026 mencapai Rp8,25 miliar. “Iya, kita diminta menaikan target menjadi Rp8,25 miliar,” sebut Irwan.
Sementara, realisasi retribusi pasar sampai awal November baru mencapai 70 persen dari target Rp7,5 miliar. Mantan Kepala Dinas Perikanan mengatakan, permintaan wakil rakyat menaikan target ini akan dikomunikasi kembali dengan tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) Kota Mataram.
Irwan mengakui, retribusi pasar dari tahun ke tahun tidak pernah melampui target. Permintaan menaikan target oleh dewan belum diketahui pertimbangannya. “Kita tidak tahu pertimbangan dari Dewan,” katanya.
Untuk melampui target tersebut, ia akan meningkatkan kualitas pelayanan di pasar tradisional, sehingga pedagang merasa aman dan nyaman. Salah satu caranya adalah memperbaikan fisik bangunan pasar seperti di Pasar Cakranegara dan lain sebagainya. Tujuannya, jumlah pedagang semakin bertambah berpotensi bertambah pendapatan asli daerah.
Menurut Irwan, sumber pendapatan di pasar bukan saja dari pedagang bakulan, melainkan sewa ruang dan toko. “Kita mencoba mengoptimalkan sewa ruang dan toko ini juga,” tambahnya.
Optimalisasi retribusi pasar diakui, tidak mudah membalikan telapak tangan. Tantangan dihadapi adalah tingkat kesadaran pedagang membayar retribusi serta diminta kejujuran dari petugas pungut. (cem)

