Sumbawa Besar (suarantb.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumbawa bekerja sama dengan Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) akan melaksanakan program Agroforestri Kemiri di beberapa lokasi di kabupaten ini. Program Agroforestri Kemiri ini juga melibatkan PT Sumbawa Juta Raya (SJR), perusahaan tambang yang beroperasi di Kecamatan Ropang.
‘’Program ini untuk memperkuat ekonomi desa sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Program ini menanam kemiri sebagai komoditas unggulan sekaligus solusi ekologis bagi masyarakat Sumbawa,’’ ujar Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Pengembangan UTS, Muhammad Iqbal, S.Sos., M.M.Inov. beberapa waktu lalu.
Iqbal menjelaskan, program ini menekankan penanaman kemiri yang memberi manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. ‘’Kami menanam kemiri bukan sekadar komoditas, tetapi sebagai solusi lingkungan sekaligus pemberdayaan masyarakat,” ujar Iqbal, beberapa waktu lalu.
Iqbal memaparkan lima dimensi manfaat kemiri hasil riset UTS yakni:
– Ekonomi: Kemiri super dihargai Rp50.000/kg di tingkat lokal dan bisa meningkat tiga kali lipat jika diolah untuk ekspor, membuka peluang peningkatan ekonomi desa.
– Ekologi: Pohon kemiri menahan erosi, menjaga sumber air, menyerap karbon, dan menjaga kelestarian hutan.
– Etnologi: Panen kemiri mendukung kehidupan sehari-hari masyarakat dan melestarikan kearifan lokal.
– Energi: Limbah kemiri diolah menjadi briket arang berkualitas yang bisa menggantikan LPG rumah tangga desa.
– Teknologi: UTS memperkenalkan mesin pemisah kulit dan isi kemiri, sekaligus menghasilkan minyak kemiri, briket, dan karbon aktif.
“Produk turunan kemiri ini bernilai tinggi dan membuka lapangan kerja baru di desa,” jelas Iqbal. Pemkab Sumbawa dan UTS merencanakan penanaman kemiri di lahan sekitar 20 hektar di Ropang dan Lantung, yang menjadi area utama program.
Sementara itu, Pemprov NTB menegaskan komitmennya untuk mempercepat pembangunan di berbagai sektor strategis sesuai arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB.
Kepala Bappeda NTB, Dr.Ir.H.Iswandi,M.Si mengatakan, RPJMD NTB tahun 2025, dijabarkan dalam tujuh misi pembangunan daerah dengan 10 program unggulan. Di mana di dalamnya terdapat tiga isu prioritas.
Tiga isu prioritas itu adalah pengentasan kemiskinan ekstrem, penguatan ketahanan pangan, dan menjadikan NTB sebagai destinasi wisata berkelas dunia.
“RPJMD ini dihajatkan untuk menjawab segala persoalan yang ada di NTB. Misalnya, tantangan seperti kemiskinan, kualitas pendidikan dan kesehatan, ketenagakerjaan, penyalahgunaan narkoba dan sebagainya,” kata Iswandi.
RPJMD NTB tahun 2025-2029 sebagai peta jalan pembangunan lima tahun ke depan. Visi yang akan dicapai adalah “bangkit bersama menuju NTB provinsi kepulauan yang makmur mendunia.”
Selain itu, dukungan dalam RPJMD tersebut juga difokuskan pada sektor infrastruktur, kesehatan, dan sebagainya.
Pelaksanaan program pembangunan di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kini diarahkan untuk menjawab target dan indikator RPJMD. Pemerintah memastikan agar kebijakan pembangunan tetap berjalan secara terukur dan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
“RPJMD menjadi panduan kita bersama dalam melaksanakan program pembangunan. Setiap OPD wajib menyelaraskan kegiatan agar semua sektor bergerak menuju satu arah: kesejahteraan masyarakat NTB,” ujarnya.
Pada sektor infrastruktur, Pemprov NTB terus mengakselerasi pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi, peningkatan kualitas jembatan, serta memperluas akses konektivitas antarwilayah.
Program ini diharapkan mampu memperkuat arus distribusi barang dan jasa sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. (r)

