Mataram (Suara NTB) – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Mataram mengungkapkan angka stunting di kota ini terus menunjukkan tren penurunan. Per November 2025, prevalensi stunting tercatat sebesar 6,04 persen, turun dari sebelumnya 6,9 persen. Pemerintah menargetkan angka tersebut kembali ditekan hingga mencapai 5 persen pada akhir 2025.
Plt. Kepala DPPKB Kota Mataram, H. Muhammad Carnoto, mengatakan penanganan stunting harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan seluruh unsur terkait. “Penanganan kasus ini dilakukan melalui intervensi pentahelix. Jadi bukan perorangan, tetapi seluruh OPD harus bergerak bersama,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Menurut Carnoto, penanganan stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab DPPKB dan Dinas Kesehatan. Seluruh organisasi perangkat daerah memiliki peran masing-masing, sebagaimana diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) Nomor 39 Tahun 2023.
Ia menambahkan, dalam Perwal tersebut setiap OPD mendapat wilayah binaan untuk menekan angka stunting. Ia mencontohkan penurunan kasus stunting di Kecamatan Sekarbela yang berhasil dicapai berkat kerja sama lintas OPD.
Selain pemerintah, pihaknya juga menggandeng organisasi profesi untuk memperkuat intervensi stunting. “Termasuk merangkul teman-teman profesi seperti Ikatan Dokter Anak (IDA) dan pihak swasta,” jelasnya.
Carnoto menyebut penurunan angka stunting dari 6,9 persen menjadi 6,04 persen turut didorong oleh optimalisasi program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) dan Gati (Gerakan Ayah Teladan Indonesia). Upaya ini juga diperkuat oleh program prioritas Presiden RI H. Prabowo Subianto berupa makan bergizi gratis bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita (3B).
Kedua program tersebut menjadi langkah preventif dan kolaboratif dalam percepatan penurunan stunting di Kota Mataram, dengan menitikberatkan peran aktif keluarga dan masyarakat. Dalam program Genting, masyarakat diajak menjadi “orang tua asuh” bagi anak-anak yang terindikasi rawan stunting, melalui pendampingan serta pemberian makanan tambahan (PMT) yang dipastikan tepat sasaran.
Berdasarkan data DPPKB, angka stunting di Kota Mataram menunjukkan penurunan signifikan. Jika pada awal 2025 prevalensi stunting masih berada di angka 7,9 persen, kini sudah turun menjadi 6,04 persen. Pemerintah optimistis target 5 persen pada akhir tahun dapat tercapai. (pan)

