Taliwang (suarantb.com) – Dinas Perikanan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) mengambil langkah progresif dengan mengaktifkan kembali Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuhan Lalar.
Sebagaimana diketahui, TPI yang terletak di Desa Labuhan Lalar, Kecamatan Taliwang itu telah bertahun-tahun mangkrak. Para nelayan enggan memanfaatkannya dengan berbagai alasan. Namun kini TPI itu perlahan bergeliat, para nelayan dan para pedagang ikan berangsur mau menanfaatkan prasarana untuk pendaratan, pemasaran, dan distribusi ikan hasil tangkapan itu.
Kepala Dinas Perikanan KSB, Noto Karyono menjelaskan, upaya pemgaktifan TPI Labuhan Lalar itu berjalan mulus. Para nelayan dan pedagang ikan, setelah mendapatkan sosialisasi, mereka secara sukarela mau berpindah bertransaksi di TPI.
“Jadi sekarang aktivitas transaksi perikanan di Labuhan Lalar sudah terpusat di TPI. Pokoknya tertib,” klaim Noto, beberapa waktu lalu.
Sambil terus dibenahi, Noto mengatakan, TPI Labuhan Lalar masih sangat representatif menjadi pusat aktivitas transaksi hasil tangkap nelayan. Di lokasi itu mampu menampung sekitar 200 lapak yang dapat dimanfaatkan para pedagang. Demikian pula tempat pendaratan sampan atau kapal untuk bongkar hasil tangkap cukup memadai. “Sampai kapal tangkap kapasitas kecil masih bisa mendarat,” sebutnya.
Mulai aktif dalam dua tiga pekan terakhir, kegiatan transaksi perikakanan TPI Labuhan Lalar perlahan turut meningkat. Data Dinas Perikanan menunjukkan, hasil tangkapan ikan nelayan yang kemudian dikelola di TPI Labuhan Lalar rata-rata mencapai 2 ton/hari dengan nilai transaksi sekitar Rp90 juta. “Kalau jenis ikan yang paling banyak dihasilkan nelayan kita mulai Tongkol, Serpi, Kakap, Barakuda dan cumi cumi,” ujarnya.
Besarnya nilai transaksi harian itu, Noto optimis ke depan TPI Labuhan Lalar akan semakin berkembang pesat. Bahkan ia mentebut, jika TPI tersebut bakal menjadi salah satu basis pendaratan ikan dan sentra perikanan tangkap terbesar di Sumbawa Barat. “TPI Labuhan Lalar akan jadi pintu utama masuknya seluruh pemenuhan konsumsi ikan masyarakat KSB,” tukasnya.
Sementara itu, Pemprov NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Dr.Ir.H. Iswandi, M.Si mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.
Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan Agromaritim yang fokusnya untuk membentuk eko sistem industri Agromaritim dari hulu ke hilir. Dukungan diprioritaskan untuk menguatkan swasemenda pangan serta hilirisasi dan industri pengolahan.
“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya. Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya.
Selain pertanian, sektor kelautan juga menjadi fokus. Termasuk pariwisata. Menjadi program unggulan NTB Pariwisata Berkualitas yang arah pengembangannya diintegrasikan dengan pariwisata Bali dan NTT.
Pariwisata NTB terintegrasi dengan pariwisata Bali dan NTT sehingga diperkuat dari sisi konektivitas logistik maupun mobilitas orang atau penumpang. ‘’Dengan demikian standar destinasi yang ada di NTB mesti mengikuti standar-standar yang berlaku secara internasional karena Bali menjadi Hub pariwisata internasional,’’ ujarnya. (bug/r)

