Sumbawa Besar (suarantb.com) – Puskesmas Moyo Hilir berhasil meraih Peringkat III pada Konvensi Gugus Kendali Mutu (GKM) Puskesmas Tingkat Provinsi NTB 2025. Program BAPER EBAKEMAS (Bawa Perbaikan dengan Metode Ene Bale Kewa Kemas) berhasil menjadi juara.
Program yang mengedepankan kunjungan langsung, pemetaan digital wilayah sasaran, serta tindak lanjut dan evaluasi berbasis data. Keberhasilan ini semakin menegaskan kualitas layanan kesehatan di Sumbawa. Puskesmas Moyo Hilir menjadi satu-satunya puskesmas dari kabupaten non-lokus GKM UNICEF–Kemendagri yang masuk jajaran juara.
“Tim Puskesmas Moyo Hilir menghadirkan inovasi berbasis kebutuhan masyarakat. Kami mendorong inovasi BAPER EBAKEMAS pada puskesmas ini, sebagai percontohan untuk seluruh Puskesmas Sumbawa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, H. Sarip Hidayat.
Ia menyatakan prestasi ini merupakan hasil kerja keras tim GKM, dukungan Kepala Puskesmas, dan pendampingan berkelanjutan dari Dinas Kesehatan. “Inovasi ini mengadopsi metode yang mengutamakan empati kepada pasien,” ujar Sarip Sabtu, 29 November 2025
Pendekatan ini mempercepat penemuan kasus tuberkulosis, meningkatkan kedisiplinan pelaporan, dan memperkuat efektivitas penanganan lapangan.
Puskesmas Moyo Hilir juga menyediakan layanan tambahan seperti jemput sputum ke rumah pasien dan program ‘TB Basiru Reward’, yang memberikan pelayanan prioritas bagi kader dan keluarga inti sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi mereka.
Sarip menegaskan, meski bukan lokus proyek nasional, Puskesmas Moyo Hilir mampu menunjukkan kinerja mandiri, kreatif, dan profesional. Prestasi ini mendorong Pemkab Sumbawa memperkuat mutu layanan kesehatan primer, menjamin keselamatan pasien, dan mendorong praktik pelayanan berbasis inovasi dan data.
Keberhasilan Puskesmas Moyo Hilir menjadi inspirasi bagi puskesmas lain di Sumbawa. Sarip berharap inovasi ini terus berkembang sehingga Sumbawa dikenal sebagai kabupaten dengan layanan kesehatan berkualitas, aman, dan berkesinambungan.
Sementara itu, Gubernur NTB, Dr.H. Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan komitmennya mendukung transformasi sistem kesehatan yang menekankan pencegahan.
“Kami ingin menjadi bagian dari visi bapak, untuk melakukan transformasi sistem kesehatan, sistem yang tidak lagi hanya bertumpu pada pengobatan penyakit, tetapi justru bertumbuh pada paradigma preventif dan promotif,” ujar Gubernur Iqbal pada Rapat Koordinasi Kesehatan Tahun 2025 dengan tema “Transformasi Kesehatan untuk NTB Sehat”.
Acara ini dihadiri Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, para kepala daerah, pimpinan rumah sakit, serta para pemangku kepentingan sektor kesehatan se-NTB beberapa waktu lalu.
Gubernur juga menyoroti pentingnya mengatasi ketimpangan layanan kesehatan di NTB, khususnya antara Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
“Pertanyaannya bukan lagi soal bagaimana memulangkan jenazah dari rumah sakit besar di Mataram ke daerah, tapi bagaimana agar masyarakat di pulau-pulau luar tidak perlu datang ke Mataram karena layanan kesehatan di daerah mereka sudah mampu menangani kasus serius,” jelasnya.
Pemprov NTB, lanjut Gubernur, saat ini tengah meningkatkan kapasitas rumah sakit di Pulau Sumbawa, termasuk rencana peningkatan tipe rumah sakit di Kota Bima dan kabupaten lainnya. Gubernur juga menyampaikan rencana pengembangan pendidikan vokasi kesehatan di NTB agar tenaga kesehatan lokal memiliki daya saing global.
“Kami ingin mengembangkan potensi pendidikan vokasi bidang kesehatan di NTB, supaya tenaga kesehatan kita tidak hanya bisa bekerja di sini, tapi juga bisa bersaing secara global,” pungkas Gubernur Iqbal. (r)

