Selong (Suara NTB) – Sebagian besar guru yang mengajar di sekolah swasta di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tercatat belum mengikuti atau menyelesaikan proses sertifikasi pendidik. Kondisi ini berbanding terbalik dengan guru di sekolah negeri yang hampir seluruhnya telah tersertifikasi.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim, H. Hasni, mengungkapkan dari total sekitar 5.000 lebih guru yang mengajar di sekolah negeri, hanya tersisa sekitar 200 orang yang belum tersertifikasi. Dengan demikian, alokasi anggaran untuk tunjangan guru non-sertifikasi di lingkungan negeri juga menurun drastis.
“Yang belum sertifikasi tinggal sekitar 200 orang. Sehingga anggaran untuk guru non-sertifikat tinggal hanya sekitar Rp 200 juta,” jelas Hasni.
Sementara itu, kondisi di sekolah swasta jauh berbeda. Dari total sekitar 9.000 guru honorer di swasta, yang telah memiliki sertifikat pendidik baru sekitar 4.000 orang. Artinya, masih ada sekitar 5.000 guru swasta yang belum tersertifikasi.
Menyikapi hal ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan telah mencanangkan target penyelesaian. “Guru-guru non-PNS insyaallah dijanjikan oleh Pak Menteri akan selesai di tahun 2026,” ujar Hasni.
Ia menambahkan bahwa untuk formasi guru Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Lotim telah mencapai lebih dari 7.000 orang.
Target penuntasan pada 2026 juga ditegaskan untuk sektor swasta. “Sehingga diharapkan oleh kementerian pendidikan dasar dan menengah di 2026 dituntaskan di swasta dan negeri,” imbuhnya.
Hasni juga menjelaskan perbedaan mekanisme pencairan dana sertifikasi antara guru negeri dan swasta. Untuk guru swasta, insentif sertifikasi akan cair langsung ke rekening masing-masing guru tanpa melalui mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Itu yang disampaikan oleh kementerian pendidikan dasar,” jelasnya.
Di akhir pemaparannya, Hasni menegaskan bahwa pemerintah terus memperhatikan kesejahteraan guru, termasuk aspek operasional. Namun, ia mengakui masih adanya tantangan.
Dengan target 2026, diharapkan proses sertifikasi bagi seluruh guru, baik di sekolah negeri maupun swasta di Lotim, dapat tuntas sehingga berdampak pada peningkatan kualitas dan kesejahteraan pendidik secara merata. (rus)

