Mataram (Suara NTB) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram menggencarkan edukasi dan sosialisasi Gerakan Sekolah Sehat (GSS) dengan mengundang seluruh kepala sekolah atau perwakilan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) se-Kota Mataram. Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Aston Inn, Jalan Panca Usaha, pada Selasa (2/12/2025).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Mataram, I Gede Bagus Bagiayasa, mengatakan kegiatan ini digelar selama dua hari, 2–3 Desember 2025, di lokasi yang sama. “Untuk hari Selasa, 2 Desember 2025 kami menjadwalkan peserta dari SLTP sederajat. Kemudian untuk Rabu, 3 Desember 2025, diikuti oleh SLTA sederajat,” jelasnya.
Menurut Bagus, pertemuan ini sekaligus menjadi forum evaluasi untuk memperkuat pelaksanaan Gerakan Sekolah Sehat di seluruh sekolah. Ia menekankan bahwa GSS merupakan mandat pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak 2023 pada masa Menteri Nadiem Makarim.
Karena itu, Dinkes Mataram kembali mendorong peningkatan peran guru dalam membina kesehatan siswa di lingkungan sekolah. “Mungkin dari segi kurikulum pembelajaran sudah berjalan baik untuk mencerdaskan siswa. Tetapi jangan hanya fokus pada akademik saja. Harus diimbangi dengan perhatian terhadap kesehatan anak agar perkembangan mereka selaras,” ujarnya.
Bagus menjelaskan, GSS bertujuan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, aman, dan nyaman, sekaligus memberikan pendidikan kesehatan serta pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan penerapan program ini secara optimal, siswa diharapkan dapat membawa kebiasaan hidup sehat ke rumah dan lingkungan tempat tinggal mereka.
“Tidak hanya di sekolah, tapi perilaku hidup sehat juga harus mereka bawa ke keluarga dan lingkungan masing-masing,” terang Bagus.
Melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi ini, Dinkes bersama sekolah-sekolah di Mataram membangun komitmen bersama antara instansi kesehatan dan lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta untuk memperkuat budaya hidup sehat sebagai bagian dari proses pengembangan peserta didik.
“Bagaimana kita, Dinas Kesehatan, bersama sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang sehat. Karena tidak mungkin memberikan pendidikan yang maksimal jika anak-anak tidak dalam kondisi sehat,” tegasnya.
Bagus menambahkan, berbagai praktik sudah mulai diterapkan sekolah dalam mengimplementasikan Gerakan Sekolah Sehat. Di antaranya pembiasaan cuci tangan pakai sabun, penyediaan kantin sehat, hingga memastikan siswa mengonsumsi makanan bergizi, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diharapkan menjadi pola konsumsi seimbang di rumah.
“Kita melihat tingkat konsumsi makanan sehat anak-anak saat ini sebagian masih kurang. Mereka lebih banyak membeli makanan siap saji, ditambah pengaruh gawai dan gim yang membuat mereka kurang aktif. Ini tentu berdampak pada kesehatan,” pungkasnya. (pan/*)

