Sumbawa Besar (suarantb.com) – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa mencatat hingga saat ini luas tanam kemiri baru mencapai 800 hektare dari luas potensi lahan yang mencapai 3.000 hektare. Lahan tersebut berada di sejumlah kecamatan di wilayah setempat.
“Memang untuk luas tanam kita khususnya kemiri masih sangat rendah di angka 800 hektare sementara lahan potensial 3.000 hektare. Inilah yang kita upayakan supaya lahan potensial bisa digarap,” kata Kadistan Sumbawa, Ir. Ni Wayan Rusmayati kepada Suara NTB, Selasa (2/12).
Wayan melanjutkan, luas lahan potensial tersebut terutama berada di dataran tinggi seperti di Kecamatan Batulanteh, Orong Telu, Ropang, Lantung, dan Matemega di Kecamatan Alas. Termasuk di Kecamatan Empang yang bisa dilakukan pengembangan lebih lanjut untuk tanaman kemiri.
“Kami akan upayakan lahan potensial itu bisa kita maksimalkan. Apalagi program pemerintah hijau lestari dengan komoditas
unggulan kemiri sangat dimungkinkan untuk terus dikembangkan,” ucapnya.
Kemiri ini, lanjut Wayan, memiliki peluang pasar yang bagus dan bisa di ekspor. Tentu pemerintah juga akan berupaya melakukan penambahan kuantitas dan perbaikan kualitas kemiri ini untuk merambah pasar yang lebih luas.
“Kita perlu pengemasan-pengemasan produk Kemiri ini agar lebih bagus dan menarik sehingga bisa merambah pasar yang lebih luas dan modern,” ujarnya.
Pemerintah juga berkomitmen untuk mewujudkan program Sumbawa lestari melalui penanaman kemiri tersebut mulai awal tahun 2026. Selain kemiri, pemerintah juga menyiapkan bibit buah-buahan di dataran rendah sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Jadi, selain menjaga hutan kami juga akan meningkatkan ekonomi masyarakat dengan tanaman jenis buah-buahan. Sehingga masyarakat bisa sejahtera,” tambahnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menanam pohon yang bernilai ekonomi salah satunya kemiri terutama di kawasan hutan yang sudah gundul. Menurutnya, tanaman seperti Kemiri sangat cocok dikembangkan di wilayah Ropang dan Orong Telu, karena selain mampu menjaga ekosistem, juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
“Hutan Ropang dan Orong Telu adalah salah satu jantung kehidupan Sumbawa. Mari kita hijaukan kembali dengan tanaman produktif seperti Kemiri agar bermanfaat secara lingkungan dan ekonomi,” tutupnya.
Sementara itu, Pemprov NTB terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sektor-sektor potensial daerah, seperti pertanian, kelautan, pariwisata, dan sejumlah sektor lainnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Dr.Ir.H. Iswandi, M.Si mengatakan, setiap sektor memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Termasuk pada skala desa.
Dalam RPJMD pemerintah daerah telah menetapkan arah pemgembangan sektor-sektor potensial melalui program unggulan Agromaritim yang fokusnya untuk membentuk eko sistem industri Agromaritim dari hulu ke hilir. Dukungan diprioritaskan untuk menguatkan swasemenda pangan serta hilirisasi dan industri pengolahan.
“Sektor-sektor potensial tetap menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat kita. Pemerintah terus memberikan dukungan, misal pada sektor pertanian, seperti mulai dari penyediaan benih unggul, pupuk, hingga fasilitasi pemasaran hasil panen,” ujarnya. Langkah ini, lanjut Iswandi, sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.
“Masing-masing daerah, tentu memiliki potensi pada sektor yang berbeda-beda. Itu yang akan kita upayakan untuk terus dikembangkan,” ujarnya. (ils)

