Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Kecamatan Mataram bersama Kelurahan Pagutan Timur dan masyarakat mulai melakukan normalisasi kali secara swadaya di Jalan Raden Mas Panji Anom 2, Lingkungan Karang Buaya, Rabu (3/12/2025).
Pantauan Suara NTB sekitar pukul 08.40 Wita menunjukkan aktivitas alat berat atau ekskavator telah berlangsung di lokasi untuk mengeruk sedimen. Sedimen hasil pengerukan kemudian diangkut menggunakan dump truck.
Lurah Pagutan Timur, Suprianto, mengatakan kali yang melintas di sepanjang Jalan Raden Mas Panji Anom 2, termasuk di Lingkungan Karang Buaya, merupakan salah satu titik rawan luapan saat curah hujan tinggi. Karena itu, pihak kelurahan, kecamatan, dan masyarakat berinisiatif melakukan normalisasi secara mandiri.
“Ini bagian dari upaya mitigasi kami di kelurahan dan kecamatan untuk mencegah potensi genangan dan banjir,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ketika hujan deras turun dan debit air dari hulu meningkat, aliran air menuju hilir sering meluap. Kondisi ini terjadi karena kapasitas kali yang kecil dan dipenuhi sedimen sehingga ruang aliran menyempit. Akibatnya, luapan air kerap mencapai badan jalan hingga permukiman warga. Karena itu, normalisasi dilakukan secepat mungkin.
Suprianto menambahkan, kegiatan tersebut melibatkan masyarakat, kepala lingkungan, kepolisian, dan TNI. Kehadiran mereka diperlukan untuk membantu kelancaran proses pengerukan sedimen yang berada di dekat badan jalan agar tidak menimbulkan kemacetan.
“Kami bersama warga bergotong royong melakukan normalisasi ini. Alhamdulillah beberapa warga juga menginisiasi kegiatan ini secara mandiri,” ujarnya.
Menurutnya, rencana normalisasi ini sudah lama dibahas bersama pemerintah kecamatan dan dikoordinasikan dengan warga dari lima lingkungan. Kini, rencana tersebut akhirnya dapat direalisasikan.
Normalisasi difokuskan pada empat titik yang dinilai paling rawan tersumbat akibat tingginya sedimen dan tumpukan sampah. Kegiatan tersebut ditargetkan selesai dalam satu hari. “Kami prioritaskan empat titik karena sering menjadi hambatan sehingga air meluap dari sana. Panjang pengerukan kurang lebih 100 meter,” jelasnya.
Terkait anggaran, Suprianto tidak memerinci secara detail. Ia hanya menyebutkan adanya kebutuhan biaya BBM untuk operasional dump truck dan exavator. “Memang swadaya, tetapi kami tetap harus menghitung kebutuhan BBM dan sopir yang bekerja,” katanya.
Sementara itu, salah seorang warga Lingkungan Karang Buaya, Ahmad Muttaqin, mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam menangani persoalan saluran air guna mencegah genangan maupun banjir, terutama pada musim hujan.
“Manfaatnya sangat besar bagi kami karena kali ini sering meluap jika hujan deras,” ujarnya.
Ahmad menjelaskan, kali yang berdekatan dengan Jalan Raden Mas Panji Anom 2 yang merupakan jalan provinsi dengan mobilitas kendaraan cukup padat kerap menyebabkan kemacetan panjang saat air meluap ke badan jalan. Kondisi tersebut berdampak langsung pada aktivitas masyarakat. (pan)

