Taliwang (suarantb.com) – Bupati Sumbawa Barat, Amar Nurmansyah, ST., M.Si., baru-baru ini berkesempatan menerima kunjungan kerja Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP), Fahri Hamzah. Dalam kunjungan itu, Bupati menyampaikan bebagai hal mengenai usaha Pemda KSB saat ini. Di mana salah satunya soal kesiapan KSB mengembangkan berbagai potensi investasi daerah yang dapat menjadi penopang perekonomian baru masyarakat.
Kepada Wamen PKP, Bupati Amar dalam paparannya menjelaskan, bahwa arah pembangunan KSB didesain menyesuaikan strategi transformasi ekonomi. Beberapa yang dirambah dalam usaha itu meliputi pemaksimalan peluang investasi di sektor industri, sumber daya air, dan hilirisasi produk unggulan daerah.
“Pembangunan KSB 2025–2030 diarahkan melalui visi Terwujudnya KSB Maju Luar Biasa Menuju Transformasi Kesejahteraan Masyarakat Sumbawa Barat Pariri Lema Bariri,” katanya.
Menajalankan visi tersebut, Bupati Amar mengurai, pemeritah KSB telah mengimplementasikannya melalui dua program utama. Yakni ‘Kartu Sumbawa Barat Maju’ dan ‘KSB Maju Luar Biasa’. Di mana untuk program kedua yakni KSB Maju Luar Biasa hajatnya untuk pengembangan peluang ekonomi baru masyarakat dengan fokus pada tiga klaster. Di antaranya, klaster pertanian-peternakan-perikanan dalam arti luas, klaster pariwisata, dan klaster industri.
“Yang inilah sebagai peluang investasi baru yang akan kita kembangkan ke depannya,” ujarnya.
Bupati lantas memberi gambaran rencana peluang investasi baru tersebut. Ia mencontohkan di bidang hilirisasi pertanian dan perikanan pihaknya tengah mengawali rencana itu dengan agribisnis penggemukan Sapi Bali. Kemudian ada budi daya udang dengan rencana pembangunan cold storage di Pelabuhan Lalar. Pengembangan pisang Cavendish, serta penangkaran benih padi unggul. “Pemerintah daerah juga terus mendorong investasi di sektor pariwisata kerakyatan agar manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh masyarakat” tukasnya.
Masih dalam kesempatan itu, Bupati Amar mengungkap bahwa daya dukung pemerintah pusat dalam menopang rencananya tersebut telah terjadi. Salah satu buktinya, Bupati KSB ketiga ini menyebut, keberadaan bendungan Bintang Bano dan Bendungan Tiu Suntuk.
Potensi kedua bendungan ini akan berperan penting dalam memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan layanan irigasi, penyediaan air baku, dan pengendalian banjir. “Dan dua bendungan ini akan menaksimalkan usaha kami menciptakan peluang investasi baru itu,” yakinnya.
Jadi Pusat Pergerakan Modal di NTB
Realisasi investasi di NTB di triwulan III Tahun 2025 hampir menyentuh Rp49 triliun atau sekitar 80,18 persen dari target Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) yang mencapai Rp61,09 triliun. Realisasi investasi tertinggi tercatat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan total Rp15,65 triliun, disusul oleh Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp2,36 triliun, dan Kabupaten Lombok Utara sebesar Rp489 miliar.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Irnadi Kusuma menyatakan, sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp 16,29 triliun.
Posisi kedua ditempati oleh sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebesar Rp1,26 triliun, diikuti sektor perindustrian sebesar Rp 955 miliar. (bug)

