Giri Menang (Suara NTB) – UPT (Unit Pelaksana Teknis) Dinas Dukcapil (Kependudukan dan Pencatatan Sipil) Lombok Barat terus berupaya memberikan layanan administrasi kependudukan secara optimal, meski dihadapkan pada keterbatasan fasilitas. Dalam sehari, UPT melayani 50 nomor antrean.
Kepala UPT Wilayah II (Gunungsari-Batulayar), Dinas Dukcapil Lombok Barat, Siti Arita Damayanti, S.Adm, menjelaskan satu operator all-in-one dapat menangani seluruh jenis pelayanan administrasi kependudukan. “Operator kami bisa mengeksekusi semua jenis adminduk, seperti pembuatan Kartu Keluarga, akta kelahiran, akta kematian, surat pindah, hingga Kartu Identitas Anak (KIA),” ujarnya kepada Suara NTB di ruang kerjanya, Selasa, 2 Desember 2025.
Setiap warga yang melaporkan kelahiran anak akan menerima paket layanan lengkap, mulai dari Kartu Keluarga terbaru, akta kelahiran, hingga KIA yang berwarna merah muda untuk anak usia 0 hingga 17 tahun. Setelah berusia 17 tahun, barulah warga wajib memiliki KTP elektronik.
Selain layanan reguler, UPT Wilayah II juga menyediakan layanan e-office bagi penduduk pendatang yang selama ini masih tercatat sebagai warga daerah asal. Banyak warga asal Madura, misalnya, yang telah menetap bertahun-tahun di Lombok Barat tetapi belum mengurus kepindahannya karena keterbatasan biaya untuk kembali ke daerah asal.
“Melalui e-office, kami membantu mengajukan permohonan langsung ke Dukcapil daerah asal untuk memindahkan data mereka. Jadi warga tidak perlu pulang kampung hanya untuk mengurus surat pindah,” jelas Kepala UPT.
Terkait isu maraknya calo pelayanan adminduk pada masa lalu, UPT Wilayah II berupaya melakukan pendekatan langsung dengan program “turun desa”. Melalui program ini, petugas mendatangi warga di desa-desa untuk melakukan perekaman dan pengurusan dokumen. Namun, program tersebut dinilai belum sepenuhnya efektif karena tidak semua warga dapat hadir di waktu yang telah ditentukan. “Kadang warga sedang bekerja di kebun, di pasar, atau masih di kantor. Jadi tetap banyak yang akhirnya datang langsung ke UPT,” jelas Siti Arita. (fit)

