Mataram (suarantb.com) – Menjelang natal dan tahun baru, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat akan menindak tegas pedagang yang menjual harga pangan di atas ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET). Tindakan ini tidak hanya akan dilakukan oleh Pemprov, melainkan melibatkan unsur kepolisian.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Perdagangan NTB, Jamaluddin Malady. Menurutnya, kini beberapa komoditas pangan di NTB mengalami kenaikan harga, di antaranya beras, cabai besar, dan tomat. Kenaikan sejumlah komoditas ini menurut Pemerintah Provinsi NTB masih dalam batas normal, tidak di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
“‎Jelas itu, karena kita kan berjalan dengan aparat penegak hukum juga, ada Polda kan, tim kan, bukan hanya dinas perdagangan, ada Satpol PP dan segala macam, dan yang paling penting ini dari Bareskrim juga tetap ikut,” ujarnya.
Selain dua komoditas itu, beras juga sempat mengalami lonjakan harga. Namun, sekarang sudah terkendali dan kembali ke harga normal.
“‎Kalau harga bahan pokok sekarang alhamdulillah, yang sempat naik harga beras beberapa minggu yang lalu, itu sekarang sudah mulai stabil,” tambahnya.
Menurutnya, harga komoditas pangan harus dijaga agar tetap stabil. Apalagi mendekati perayaan Nataru, yang mana permintaan pangan cukup besar.
‎
“Karena harga ini kan ndak boleh terlalu tinggi, ndak boleh terlalu rendah, sedang-sedang, harus terjaga, harus stabil supaya petani untung, pedagang juga untung, dan konsumen juga tersenyum,” katanya.
Perketat Pengawasan Harga Bapok
Saat ini, Jamal mengaku pihaknya mulai memperketat pengawasan harga bahan pokok menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Langkah ini dilakukan untuk mencegah lonjakan harga komoditas pangan yang kerap terjadi saat periode libur akhir tahun.
‎
Mantan Dispar NTB itu mengatakan, seluruh instansi teknis kini bergerak bersama melalui tim atau satgas khusus yang memantau komoditas pertanian, peternakan, dan perikanan. Satgas ini tidak hanya mengawasi perkembangan harga, tetapi juga arus keluar-masuk barang melalui pelabuhan.
‎
‎”Jelang Nataru, instansi teknis termasuk pangan, peternakan, perikanan, dan pertanian sekarang lagi bekerja. Ada tim yang selalu memantau komoditas hasil pertanian, perikanan, dan peternakan,” jelasnya.
‎
Tim, sebutnya sudah turun ke pelabuhan dalam beberapa hari terakhir untuk memeriksa apakah ada ternak atau hasil pertanian yang dikirim keluar NTB atau masuk dari luar daerah. Pemantauan ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan pasokan di pasar lokal. (era)

