Giri Menang (Suara NTB) – Pemkab Lombok Barat (Lobar) bergerak cepat merespons kebutuhan mendesak masyarakat terhadap infrastruktur vital, khususnya jembatan. Sebanyak 10 unit jembatan di berbagai lokasi kritis di Lobar telah diusulkan kepada Pemerintah Pusat melalui skema Instruksi Crash Program Presiden.
Langkah strategis ini diambil sebagai upaya nyata memperkuat konektivitas, menjamin keselamatan anak sekolah, dan mempermudah akses kesehatan warga. Usulan ini merupakan tindak lanjut dari koordinasi tingkat tinggi, yakni pertemuan daring (Zoom Meeting) yang melibatkan Bupati Lobar didampingi Dinas PUPR Lobar dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri),Tito Karnavian.
Sekretaris Dinas PUPR Lobar , Lalu Ratnawi, menjelaskan bahwa crash program ini berfokus pada pembangunan akses jembatan yang sifatnya sangat mendesak dan dibutuhkan secara riil oleh masyarakat.
Ia menyebutkan, fokus utama dari pengajuan ini adalah untuk mengatasi masalah akses anak sekolah dan fasilitas kesehatan. “Kemarin Bapak Bupati memerintahkan kita di Dinas PU untuk segera melakukan survei dan inventarisasi jembatan-jembatan yang memang sangat riil dibutuhkan masyarakat untuk kita usulkan,” tegas Lalu Ratnawi, Jumat (5/12).
Ia menambahkan pembangunan ini merupakan bagian dari kebijakan Pusat untuk mengatasi kondisi di lapangan yang sempat viral, di mana anak-anak sekolah terpaksa melewati sungai, atau menggunakan penyeberangan seadanya hanya dengan tali atau bambu. “Di situ yang nanti kita sudah usulkan,” ujarnya.
Kondisi jembatan yang rusak parah dan bahkan roboh memang menjadi perhatian serius di Lobar, seperti yang terjadi pada Jembatan Bakong di tahun 2025 yang harus dibongkar dan dibangun baru dengan kucuran dana mencapai Rp 50 miliar dari Pusat. Hal ini memperkuat urgensi usulan 10 jembatan yang kini diajukan melalui program prioritas Presiden.
Total 10 jembatan yang diusulkan telah melalui proses verifikasi ketat oleh Dinas PUPR Lobar. Lalu Ratnawi menyebutkan bahwa jembatan-jembatan tersebut tersebar di beberapa kecamatan dan wilayah, termasuk wilayah yang membutuhkan konektivitas tinggi untuk aktivitas sehari-hari.
Adapun sebaran jembatan yang diusulkan meliputi Wilayah Lembar, Labuapi, Gunungsari (termasuk di Pusuk Lestari), Narmada. Secara spesifik, Lalu Ratnawi juga menyinggung lokasi-lokasi yang sudah lama membutuhkan penanganan, seperti di Banyu Mulek dan Kebun Kongok, yang saat ini memaksa anak-anak dan warga untuk memutar jauh. Jembatan vital seperti Jembatan Semare—yang memiliki bentang panjang—juga termasuk dalam daftar usulan, mengingat pentingnya akses di sana bagi banyak penduduk. Panjang bentangan jembatan yang diusulkan bervariasi, mulai dari 15 meter, 50 meter, hingga bentangan terpanjang mencapai 110 meter.
Untuk memastikan usulan ini berjalan lancar, berbagai tahapan teknis telah dilakukan. Setelah Bupati menandatangani surat pengantar pengajuan pada hari Rabu, tim teknis Lobar langsung menggelar rapat lanjutan. “Kemarin hari Rabu, Bapak Bupati sudah menandatangani surat pengantar untuk pengajuan usulan tersebut,” kata Lalu Ratnawi. (her)

