PEMERINTAH Kecamatan Selaparang bergerak cepat menindaklanjuti peristiwa longsor yang terjadi di sempadan Sungai Jangkuk, Kelurahan Dasan Agung. Longsor yang terjadi pada pekan lalu itu menyebabkan talud penahan sungai dan jalan setapak di sekitarnya amblas. Peristiwa ini dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut selama tiga hari berturut-turut, sehingga membuat struktur tanah di sekitar sempadan menjadi labil.
Camat Selaparang, Mulya Hidayat mengatakan, pihaknya langsung turun melakukan pengecekan lapangan tidak lama setelah menerima laporan dari warga. Kondisi talud yang runtuh membuat badan jalan di pinggir sungai ikut tergerus, sehingga berpotensi membahayakan warga yang melintas.
“Setelah kejadian, kami langsung berkomunikasi dengan PUPR dan saat ini penanganan sedang dilakukan,” ujarnya, Jumat, 5 Desember 2025.
Hidayat menjelaskan bahwa air hujan yang meresap ke dalam lapisan tanah menyebabkan struktur dasar talud melemah. Tak mampu menahan tekanan air dan tanah, bagian bawah talud kemudian jebol dan memicu longsor.
Sebagai langkah mitigasi, pihak kecamatan menutup sementara akses jalan di sekitar lokasi longsor. Penutupan dilakukan agar pengerjaan penanganan dapat berjalan lancar sekaligus mencegah risiko kecelakaan bagi warga, terutama pada malam hari ketika kondisi jalan lebih gelap dan licin.
“Kami sebenarnya menutup akses untuk roda dua maupun roda empat. Namun beberapa warga meminta agar roda dua tetap diberi ruang karena itu jalur harian mereka,” katanya.
Hidayat mengakui belum dapat memastikan detail panjang dan lebar area yang terdampak longsor karena hal itu merupakan bagian dari asesmen teknis Dinas PUPR. Ia menyebutkan bahwa tim teknis PUPR sudah turun melakukan survei dan pendataan kondisi kerusakan untuk menentukan langkah penanganan permanen.
Sambil menunggu hasil asesmen tersebut, penanganan awal telah dilakukan dengan memasang tanggul darurat menggunakan geobag berisi pasir dan tanah. Material ini difungsikan sebagai penahan sementara agar longsor tidak meluas dan mengurangi risiko runtuhan susulan.
“Sudah terlihat penahan sementara menggunakan bantalan karung sebagai antisipasi agar tidak terjadi longsor tambahan,” ujar Hidayat.
Ia menambahkan bahwa pemerintah kecamatan akan terus memantau kondisi di lapangan, terutama mengingat intensitas hujan yang masih cukup tinggi memasuki musim penghujan. Pemerintah juga mengimbau warga agar meningkatkan kewaspadaan, tidak melintas terlalu dekat dengan tepi sungai, dan segera melapor jika melihat tanda-tanda keretakan atau pergerakan tanah di sekitar permukiman. (pan)

