Selong (Suara NTB) – Guna mempercepat penurunan prevalensi stunting atau tengkes, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama TP PKK Kabupaten Lombok Timur menggelar kegiatan kolaboratif bertajuk “Bebas Stunting Mendunia”. Acara yang berlangsung di Desa Tetebatu, Kecamatan Sikur, Sabtu (6/12) itu, dihadiri Sekretaris Daerah, Kepala BPOM Mataram, Camat Sikur, Kepala Desa, serta masyarakat setempat.
Ketua TP PKK Provinsi NTB, Hj. Sinta Aghatia Iqbal, dalam sambutannya menyoroti tingginya angka stunting di lokasi setempat. Ia mengajak semua pihak untuk menggali akar masalah dan mencari solusi tepat.
“Sekarang waktunya ibu-ibu yang masih memiliki bayi untuk capek, jangan tidak mau capek karena bisa menyesal. Ngurus anak itu pahala, makanya nanti dapatnya surga,” ujarnya, menekankan peran aktif orang tua, terutama ibu, dalam pemenuhan gizi anak.
Sinta juga menekankan pentingnya pelibatan kader di lapangan secara intensif agar intervensi penanggulangan stunting dari tingkat kabupaten hingga provinsi lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua TP PKK Lotim, Hj. Ra’yal Ain Warisin, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam upaya percepatan penurunan stunting. Ia menjelaskan program pencegahan di Lotim menerapkan pendekatan menyeluruh, mulai dari pusat hingga dusun, dengan melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang memiliki wilayah binaan masing-masing. “Inilah bentuk dari kepedulian kami, pemerintah daerah, terhadap masalah stunting di Lombok Timur,” tegasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Lalu Makripuddin, menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolaborasi ini. Ia mengingatkan bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. “Jika anak stunting maka IQ-nya akan rendah, dan ketika dewasa dia juga sering sakit-sakitan,” jelasnya. Ia menekankan peran pendampingan intensif keluarga yang menyumbang sekitar 45% keberhasilan pencegahan.
Kolaborasi “Bebas Stunting Mendunia” diharapkan menjadi energi baru untuk memicu semangat gotong royong di desa-desa. “Jika ini kita lanjutkan, maka Insya Allah stunting di NTB dapat dicegah,” tambah Lalu Makripuddin. (rus)

