Giri Menang (Suara NTB) – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lombok Barat (Lobar) melorot dari posisi empat ke lima di NTB. Kendati secara poin IPM Lobar tahun ini naik dibanding tahun lalu, namun disalip oleh Kabupaten Dompu yang selama beberapa tahun terakhir berada di bawah Lobar. IPM Lobar memiliki poin 73,52, selisih 0,06 poin di bawah Dompu 73,58.
Berdasarkan data capaian IPM menurut kabupaten/kota di NTB yang bersumber dari BPS tahun 2025, secara umum IPM NTB dan kabupaten/kota mengalami kenaikan. Terdapat kenaikan 0,087 poin untuk IPM NTB tahun 2025 ini, dibanding tahun 2025.
Untuk kabupaten/kota, IPM tertinggi masih disandang oleh Kota Mataram dengan 82,37, disusul Kota Bima 79,41 pada posisi kedua, lalu pada posisi ketiga Sumbawa Barat 76,46. Posisi IPM ke empat ada Kabupaten Dompu. Sedangkan daerah yang memiliki IPM terendah masih Kabupaten Lombok Utara dengan 69,63.
IPM terdiri dari tiga dimensi atau indikator komposit utama yakni kesehatan menyangkut Angka Harapan Hidup saat Lahir. Indikator komposit Pendidikan, mencakup Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah dan standar hidup layak yang diukur dari pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Sementara itu Kepala Bappeda Lobar Deny Arif Nugroho yang dikonfirmasi terkait IPM tersebut mengatakan bahwa IPM Lobar memang turun peringkatnya dari empat ke lima. “Pertumbuhan (IPM) melambat, peringkat di bawah Dompu,” kata Arif, Minggu, 7 Desember 2025.
Di mana dari beberapa indikator komposit, sektor pendidikan sudah bagus. Namun di sektor kesehatan terjadi mengalami perlambatan. Kemungkinan salah satunya disebabkan terjadinya pernikahan dini dan tingkat kematian agak tinggi.
Untuk itu hal-hal ini akan menjadi prioritas tahun depan. OPD dalam hal ini, lanjut dia tidak diam. Namun hal ini juga tergantung dari cara pengukurannya, di bulan apa yang bisa mempengaruhi hasil dari survey. Sama seperti TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) pengukurannya dilakukan bulan Agustus, sementara kebijakan Bupati untuk job fit pada bulan September – Oktober sehingga kebijakan belum berdampak signifikan. “Tahun depan kita harapkan untuk lebih berdampak,”imbuhnya. (her)

