spot_img
Rabu, Desember 17, 2025
spot_img
BerandaHEADLINERefleksi NTB pada HUT Ke-67, Angka Kemiskinan Turun, Ketahanan Pangan Meningkat

Refleksi NTB pada HUT Ke-67, Angka Kemiskinan Turun, Ketahanan Pangan Meningkat

Mataram (suarantb.com) – ‘’Gerak Cepat NTB Hebat’’ menjadi tema Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 NTB. Selama 10 bulan dipimpin Gubernur, Dr.H. Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur Hj.Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda), NTB menunjukkan sejumlah capaian progresif di beberapa sektor.

Gubernur Iqbal, membeberkan beberapa capaian NTB dalam kurun waktu 10 bulan terakhir. Beberapa dari capaian itu diresmikan dalam beberapa pekan ini. Ada juga tepat saat NTB menginjak usia 67 tahun, pada 17 Desember 2025.

Di antaranya yaitu di bidang infrastruktur, Pemprov akan meresmikan sejumlah proyek fisik, tiga di antaranya jaringan irigasi, dan dua proyek perbaikan jalan. Di bidang kesehatan, Pemprov NTB akan meresmikan kenaikan tipe dari tipe C ke tipe B RS Manambai di Sumbawa.

“Pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan semua mengalami peningkatan yang luar biasa. Kita melihat produksi pangan kita yang sangat signifikan. Kemudian nilai tukar petani juga mengalami peningkatan yang luar biasa untuk ukuran satu tahun,” ujarnya, Selasa, 16 Desember 2025.

Perkembangan sektor pariwisata juga mengalami peningkatan dengan dibukanya beberapa rute penerbangan baru untuk menggaet kunjungan wisatawan. Termasuk dengan penurunan angka kemiskinan.

“Kita sudah banyak menciptakan fondasi sehingga tahun depan kita betul-betul berupaya meningkatkan wisatawan,” lanjutnya.

Mantan Dubes RI untuk Turki itu mengaku, kemiskinan di NTB khususnya kawasan perdesaan menurun drastis sebelum program desa berdaya transformatif yaitu program yang akan mengintervensi 106 desa kantong kemiskinan ekstrem berlaku. “Dengan adanya Program Desa Berdaya, semakin menguatkan kita untuk mengentaskan kemiskinan,” ucapnya.

Terjadi Pergeseran Angka Kemiskinan

Iqbal menjelaskan, terjadi pergeseran angka kemiskinan di NTB. Yang semula kemiskinan banyak ditemukan di perkampungan, kini berubah ke perkotaan. Menurutnya, pergeseran angka kemiskinan ini disebabkan oleh ketahanan pangan yang semakin kuat.

Dari program optimalisasi lahan (oplah), kawasan pedesaan ujar Iqbal dapat menekan angka kemiskinan. Di tambah lagi dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) padi bertambah sehingga nilai tukar petani semakin naik.

“Urban property yang harus kita hindari. Artinya di kota kita cuma punya dua kota, Bima dan Mataram. Sementara di pedesaan angka kemiskinan menurun drastis itu karena ketahanan pangan,” katanya.

Adapun selama 10 bulan terakhir, NTB mencatat penurunan angka kemiskinan sejak kuartal II 2025. Berdasarkan data terbaru, tingkat kemiskinan turun dari 11,91 persen menjadi 11,78 persen. Penurunan tersebut utamanya terjadi di wilayah pedesaan sebab masifnya program pembangunan berbasis desa yang dijalankan pemerintah pusat dan daerah.

“Di kuartal ke-2 ini alhamdulillah kemiskinan sudah mengalami penurunan. Dari 11,91 persen kini menjadi 11,78 persen. Ada pergerakan, ada penurunan angka kemiskinan,” katanya.

Namun demikian, ia menyoroti munculnya fenomena baru, yakni penurunan kemiskinan di pedesaan yang tidak diikuti wilayah perkotaan. “Kemiskinan di pedesaan turun, sementara kemiskinan perkotaan justru naik. Ini fenomena baru,” lanjutnya.

Menurutnya, penurunan kemiskinan desa tidak lepas dari kebijakan berbasis desa, seperti penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) komoditas pangan yang dinilai tertinggi sepanjang sejarah republik. Harga beras ditetapkan Rp6.500 per kilogram dan jagung Rp5.500 per kilogram, sehingga meningkatkan pendapatan petani.

Selain itu, program optimalisasi lahan turut menekan biaya produksi. Di NTB, optimalisasi lahan telah dilakukan di lebih dari 10.700 hektare lahan pertanian. Memungkinkan petani meningkatkan intensitas panen dari satu kali menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun. Perbaikan distribusi pupuk subsidi juga membuat biaya produksi semakin efisien.

“Biaya turun, harga naik. Akibatnya nilai tukar petani naik, dari 123 sekarang sudah menjadi 128,” jelasnya.

Gubernur Iqbal Tekankan Pembangunan Tepat dan Berdampak

Dengan mengusung tema “Gerak Cepat NTB Hebat”, tema ini dinilai mencerminkan semangat pembangunan yang cepat, tepat, dan berdampak bagi masyarakat. Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, dalam rapat paripurna peringatan HUT NTB ke-67 di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, Selasa (16/12/2025).

“HUT NTB tahun ini kita rayakan dengan tema ‘’Gerak Cepat NTB Hebat’’. Tema ini mencerminkan semangat baru bahwa pembangunan tidak boleh berjalan biasa-biasa saja. Kita harus cepat, tepat, dan berdampak. Setiap kebijakan harus menyentuh masyarakat, dan setiap langkah pembangunan memberi hasil nyata,” ujar Iqbal.

Iqbal menuturkan, tema tersebut sejalan dengan triple agenda NTB Makmur Mendunia, yakni kemiskinan ekstrem nol, ketahanan pangan yang kuat, dan pariwisata mendunia. Dalam 10 bulan terakhir, dengan dukungan DPRD NTB, sejumlah capaian telah diraih dalam realisasi agenda tersebut. “Insya Allah akan kami paparkan besok (hari ini) pada kesempatan syukuran 67 tahun NTB,” katanya.

Gubernur Iqbal juga menyampaikan terima kasih kepada legislatif, Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda atas sinergi dan solidaritas dalam membangun NTB. “Semoga pengabdian ini menuntun kita mewujudkan visi NTB Makmur Mendunia, menghadirkan kesejahteraan, kemajuan, dan prestasi yang membanggakan bagi seluruh warga,” ujarnya.

Iqbal mengajak seluruh elemen untuk terus melakukan rekonsolidasi dan menyatukan langkah demi tujuan bersama, yaitu membuat rakyat tersenyum. Ia menegaskan dukungannya terhadap semua kelompok dan partai politik yang berkomitmen memperjuangkan tujuan mulia tersebut.

“Politik adalah jalan, bukan tujuan. Bagi kami, tujuan perjuangan lebih penting. Saya yakin kita semua disatukan bukan oleh kepentingan yang sama, tetapi tujuan yang sama,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda menilai peringatan HUT NTB berjalan lancar dan meriah. Ia berharap visi misi Gubernur, seperti menurunkan angka kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan yang kuat, pariwisata mendunia dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dapat tercapai.

Ia menilai, kondisi fiskal daerah pada 2026 menjadi tantangan tersendiri karena menurunnya dana transfer pusat. Namun dengan menggerakkan sektor non-tambang, seperti penguatan ekonomi rumah tangga dan memajukan UMKM, hal tersebut akan membuat ekonomi NTB semakin bagus. “ Sehingga saya kira NTB akan terus maju,” ujarnya.

Kondisi Fiskal hingga Bencana Hidro Climate Jadi Tantangan

Selain sejumlah pencapaian, NTB kata Iqbal, juga mengalami beberapa tantangan dalam mencapai target tripel agenda pengentasan kemiskinan ekstrem hingga 0% pada 2029. Menjadikan NTB sebagai lumbung pangan nasional, dan mengembangkan NTB sebagai destinasi wisata kelas dunia, yaitu kondisi keterbatasan fiskal karena adanya pengurangan transfer ke daerah yang menyentuh hampir Rp1,2 triliun.

“Tantangan pasti ada, misalnya keterbatasan fiskal. Ada juga tantangan pada infrastruktur karena infrastruktur yang bagus akhirnya mengalami kerusakan karena bencana hidro climate yang berulang-ulang. Dan ini perlu penyelesaian di hulu, bukan di hilir,” jelasnya. (era/ris)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -











VIDEO