Tanjung (suarantb.com) – Kabupaten Lombok Utara (KLU) sebagai daerah termuda di Provinsi NTB, diakui masih harus banyak belajar dari daerah lain yang lebih maju untuk memperbaiki indikator sosial dan ekonomi. Kendati demikian, sebagai daerah dengan usia baru 17 tahun, KLU diakui cukup menjanjikan karena kinerja pendapatan daerahnya membuntuti Kota Mataram.
Bupati KLU Dr. H. Najmul Akhyar, SH., MH., menegaskan bahwa saat ini, Lombok Utara membutuhkan akselerasi semua pihak. Tidak hanya eksekutif saja, tetapi juga DPRD, NGO, Pengusaha maupun unsur-unsur lainnya.
“Kita sedang meniti perkembangan, masih harus banyak belajar dari daerah-daerah yang lebih dulu maju,” ungkap Najmul, Rabu (17/12/2025).
Diakuinya, secara pribadi dirinya berharap pembangunan di Lombok Utara terus berjalan dengan baik. Sejak pisah dari Lombok Barat, daerah yang dipimpinnya menjadi salah satu kabupaten dengan angka kemiskinan tertinggi saat itu.
Pelan namun pasti, perubahan sosial dan ekonomi di masyarakat mulai terlihat. Kemiskinan terus menurun, pengangguran di bawah 2 persen, serta laju pertumbuhan ekonomi terus dipacu sebagai daya dukung pembangunan nasional.
“Kita diundang ke Jakarta, dapat apresiasi sebagai daerah dengan penurunan kemiskinan tertinggi di Indonesia (turun 3,2 persen tahun 2025),” ucapnya.
Selain itu, apresiasi lain juga datang dimana Lombok Utara mampu mengelola fiskal dengan cukup baik. Hal itu terlihat dari indikator intervensi PAD yang cukup tinggi. “Kita juga dinilai sebagai Kabupaten dengan intervensi PAD (terhadap APBD) di atas 25 persen. PAD tertinggi di NTB tentu Kota Mataram, setelahnya KLU nomor 2. Itu wajar karena Mataram memang jauh maju dan berkembang,” tambahnya.
Di tengah semangat terus membangun masyarakat, Bupati juga mengajak semua pihak untuk bersama-sama menanggalkan satu per satu indikator ketertinggalan daerah.
“Saling koreksi, tegur, tidak berarti negatif tetapi tanda bahwa kita saling mencintai. Kritik dan saran itu baik, demi kemajuan Lombok Utara,” tandasnya. (ari)

