spot_img
Rabu, Desember 24, 2025
spot_img
BerandaNTBSUMBAWADua Desa di Sumbawa Masuk Kategori Rentan Pangan

Dua Desa di Sumbawa Masuk Kategori Rentan Pangan

Sumbawa Besar (suarantb.com) – Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Sumbawa mencatat, ada dua desa yang masuk dalam kategori rentan pangan (prioritas satu dan tiga) dengan persentase 0,61 persen di tahun 2025. Dua desa itu berada di dua kecamatan.

“Desa yang nasuk kategori rentan tersebut yakni Desa Mungki Kecamatan Orong Telu, dan Desa Buin Baru di Kecamatan Buer yang menjadi fokus kita untuk kita tuntaskan,” kata Kepala DKP Sumbawa, Ir. A Yani, Selasa (23/12/2025).

Ia melanjutkan, ada beberapa faktor sehingga dua desa tersebut masuk kategori rentan pangan prioritas satu dan tiga. Di Desa Mungkin, kendala utamanya di buruknya akses penghubung antar wilayah serta proporsi rumah tangga untuk akses terhadap air bersih yang belum maksimal.

“Keterbatasan dan ketersediaan tenaga kesehatan di desa tersebut juga masih menjadi persolaan saat ini sehingga akan menjadi atensi pemerintah,” ujarnya.

Sementara di Desa Buin Baru kendala utamanya berada pada rasio lahan pertanian yang sangat rendah. Selain itu keterbatasan fasilitas ekonomi, tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih rendah, dan akses terhadap air bersih yang belum memadai.

“Kami juga mencatat ada indikator lainnya yakni ketersediaan tenaga kesehatan yang masih sangat terbatas sehingga memicu tidak tercapainya kecukupan gizi masyarakat,” tambahnya.

Terhadap desa-desa rentan pangan tersebut, pihaknya tengah berupaya untuk melakukan intervensi lebih lanjut salah satunya bantuan pangan murah. Selain itu ada juga bantuan tunai langsung, bantuan sosial (bansos) namun hingga saat ini belum bisa terealisasi.

“Memang untuk bantuan itu khusus tahun 2025 belum bisa kita realisasikan meskipun sudah kita usulkan ke Pemerintah kalau tahun kemarin ada,” sebutnya.

Tentu untuk program jangka panjang terhadap desa ini, pihaknya sudah memberikan indikator tersebut ke masing-masing OPD untuk diintervensi lebih lanjut. Sementara DKP hanya mampu untuk mengintervensi masalah ketersediaan pangan saja sesuai dengan tugas dan fungsi.

“Data dan indikator itu sudah kita serahkan ke masing-masing OPD yang memiliki bidangnya, dengan harapan bisa segera dilakukan penanganan lebih lanjut,” tukasnya.

Wakil Bupati (Wabup) Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori dalam arahannya menjelaskan, penetapan desa rentan tidak hanya mengacu pada ketersediaan beras atau bahan pangan semata, tetapi melalui penilaian komprehensif lintas sektor.

“Ketahanan pangan bukan hanya soal beras, daging, atau susu. Infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan akses wilayah juga menentukan,” ujarnya.

Ia menyebutkan, Desa Mungkin memiliki karakteristik wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Keterbatasan akses jalan, layanan pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik menjadi faktor utama penilaian kerentanan.

“Kalau wilayah sulit dijangkau, air bersih terbatas, dan tenaga kesehatan kurang, itu masuk indikator kerentanan pangan,” jelasnya.

Ansori menilai secara keseluruhan kondisi ketahanan pangan Kabupaten Sumbawa secara umum sangat baik. Ia menyebut, Sumbawa memiliki sumber daya alam yang luas dan subur di sektor pertanian, peternakan, maupun pengembangan UMKM.

“Sumbawa ini sangat kaya. Lahan masih luas, peluang usaha masih terbuka, dan sektor peternakan relatif aman. Kalau SDA kita unggul, maka SDM juga harus kita perkuat,” tambahnya. (ils)

IKLAN









RELATED ARTICLES
- Advertisment -




VIDEO