Sumbawa (suarantb.com)- PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melalui UPP Nusa Tenggara 1 kembali mencatat capaian penting dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dengan berhasil melaksanakan Initial Firing Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sumbawa-2 berkapasitas 30 megawatt (MW) pada tanggal 19 Desember 2025. Capaian ini menjadi penanda kesiapan pembangkit untuk memasuki tahapan pengujian lanjutan menuju operasi komersial.
Initial Firing merupakan tahap awal penyalaan mesin gas untuk pertama kalinya sebagai bagian dari rangkaian commissioning. Keberhasilan proses ini menunjukkan bahwa sistem utama pembangkit, mulai dari mekanikal, elektrikal, hingga sistem kontrol dan proteksi, telah terpasang dan berfungsi sesuai dengan standar teknis serta ketentuan keselamatan yang berlaku.
Dalam proses Initial Firing, mesin gas dioperasikan tanpa beban guna memastikan kestabilan putaran serta keandalan sistem pendukung, seperti bahan bakar, pelumasan, pendinginan, dan sistem proteksi. Seluruh parameter operasi terpantau berada dalam batas aman dan sesuai spesifikasi teknis.
Manager UPP Nusra 1, Yogi Yohanes Siburian, menyampaikan bahwa keberhasilan Initial Firing sebagai hasil kerja terpadu seluruh pihak yang terlibat dalam proyek. Proyek pembangunan PLTMG Sumbawa-2 dilaksanakan melalui kolaborasi antara PT PLN (Persero) UIP Nusa Tenggara dengan Kontraktor Konsorsium PT Adhi Karya (Persero) Tbk & Korea Electric Power Corporation (KEPCO), Engine yang digunakan dari Wartsila, Konsultan supervisi konstruksi Pusmanpro, Pusertif dan PLN E. Sinergi lintas pihak tersebut menjadi kunci dalam memastikan proyek berjalan sesuai target dan standar internasional. Menurutnya, pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan semua stakeholder terkait yang menjadi kunci dalam memastikan proyek berjalan sesuai target dan standar internasional.
“Pencapaian Milestone Initial Firing PLTMG Sumbawa-2 merupakan tonggak penting dalam perjalanan pembangunan pembangkit yang strategis bagi keandalan sistem kelistrikan di wilayah Nusa Tenggara Barat. Keberhasilan ini menandai bahwa seluruh tahapan utama konstruksi, instalasi peralatan, serta pengujian awal sistem telah dilaksanakan secara terpadu, aman, dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan,” kata Yogi.
Senada dengan hal tersebut, General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusa Tenggara, Rizki Aftarianto, mengatakan bahwa pencapaian Initial Firing PLTMG Sumbawa-2 menjadi tonggak penting dalam perjalanan proyek strategis tersebut. Menurutnya, keberhasilan ini mencerminkan kesiapan pembangkit untuk melangkah ke fase berikutnya secara terukur dan aman.
“Pencapaian Initial Firing PLTMG Sumbawa-2 merupakan bukti komitmen PLN dalam memastikan setiap tahapan pembangunan pembangkit dilaksanakan secara andal, tepat mutu, dan mengedepankan aspek keselamatan. Ini menjadi fondasi penting menuju tahapan commissioning lanjutan hingga pembangkit siap beroperasi,” ujar Rizki.
Ia menambahkan, kehadiran PLTMG Sumbawa-2 diharapkan dapat memperkuat keandalan sistem kelistrikan di Nusa Tenggara Barat sekaligus mendukung kebutuhan listrik yang terus tumbuh seiring perkembangan ekonomi dan aktivitas masyarakat.
PLTMG Sumbawa-2 merupakan bagian dari upaya PLN menghadirkan pembangkit berbasis gas sebagai energi transisi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Pembangkit ini dirancang untuk mendukung keandalan sistem sekaligus meningkatkan fleksibilitas operasi pembangkit di wilayah timur Indonesia.
Dengan tercapainya Initial Firing, proyek PLTMG Sumbawa-2 selanjutnya akan memasuki tahapan commissioning lanjutan, termasuk sinkronisasi dengan sistem dan pengujian pembebanan. Setiap tahapan akan dilakukan secara bertahap dan terukur untuk memastikan keandalan pembangkit sebelum beroperasi penuh.
PLN optimis, kehadiran PLTMG Sumbawa-2 berkapasitas 30 MW dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memperkuat pasokan listrik di Nusa Tenggara Barat khususnya di Sumbawa. Melalui pembangunan pembangkit ini, PLN menegaskan komitmennya dalam menyediakan listrik yang andal, berkelanjutan, dan mendukung pembangunan daerah. (bul)
