spot_img
Kamis, Februari 6, 2025
spot_img
BerandaNTBLOMBOK BARATDigotong ke Rumah Sakit dan Krisis Air Bersih,  Ribuan Warga Lobar Belum...

Digotong ke Rumah Sakit dan Krisis Air Bersih,  Ribuan Warga Lobar Belum Rasakan Kemerdekaan Hakiki

Ribuan warga Lombok Barat (Lobar) yang tinggal di wilayah terpencil dan perbukitan masih belum merasakan kemerdekaan yang hakiki, lantaran mereka belum mendapatkan layanan dasar seperti air dan jalan yang memadai. Akibat jalan rusak dan keterbatasan sarana, warga digotong ke fasilitas kesehatan dan mereka menjadi langganan kekeringan, sehingga saban tahun alami krisis air bersih.

Seperti warga di Dusun Ladungan, Desa Guntur Macan Kecamatan Gunungsari, tepat pada perayaan HUT RI ke 79, Sabtu, 17 Agustus 2024 sebuah peristiwa menimpa warga dusun setempat. Warga yang sakit atas nama Hestiani Ani Sugiani, harus digotong ke akses jalan besar lantaran jalannya di pemukiman warga tidak memadai.

Warga ini diketahui mengalami pingsan dan tidak bisa diangkut menggunakan kendaraan, karena medan jalan yang kecil. Ditambah, pemukiman warga berada di dataran tinggi, sehingga warga pun menggotong menggunakan bahan seadanya.

Kades Guntur Macan Najamudin menuturkan, mengaku momen kemerdekaan Indonesia ini sangat pas dengan peristiwa warganya yang digotong ke fasilitas kesehatan. Sehingga kalau dikaitkan dengan HUT RI, warganya belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. “Pas momennya (dengan HUT RI), jadi sebagian warga kami belum (merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya) karena kondisi jalan,” aku dia, Minggu, 18 Agustus 2024.

Kondisi ini telah dialami sebagian warganya yang berada di dataran tinggi sejak desanya mekar. Desanya mekar pada tahun 2002 silam, kemudian definitif tahun 2004. Hampir 20 tahun lamanya dan sudah empat kali pergantian kepala desa, namun tetap saja kondisi akses jalan ke dusun tersebut belum ditangani. “Kondisi jalannya rabat,tidak bisa dilalui kendaraan (roda empat),”kata dia.

Warga yang berada di dataran tinggi, harus digotong ke jalan aspal, karena jalan gang tidak bisa masuk mobil. Sehingga warga harus ditandu ke jalan besar untuk bisa diangkut ke puskesmas. “Kalau warga dekat jalan besar mudah diangkut,’’ aku dia.

Di desanya hampir semua dusun butuh penanganan Akses jalan. Terutama beberapa dusun yang warganya tinggal di dataran tinggi, seperti Ladungan, Poan Utara dan Poan Selatan. Ratusan KK yang tinggal di dusun ini memang butuh akses jalan. Pihak desa sendiri sudah mulai membangun jalan usaha tani, namun belum menyentuh ke dusun tersebut.

Hal serupa dialami Warga Duduk dan Penanggak Batulayar. Di atas bukit yang berjejer bangunan vila- vila yang berdiri megah, warga masih kesulitan air bersih karena dilanda kekeringan.

Hampir tiap tahun, warga di wilayah ini langganan kekeringan tiap musim kemarau. Tidak itu saja, warga juga masih dihadapkan pada persoalan akses jalan yang rusak, sehingga warga harus menempuh jalan setapak dan rusak. Sebuah video seorang anak yang berjuang setiap hari, pulang pergi ke sekolah melewati jalan setapak dan kondisi rusak di Dusun Duduk Atas. Bahkan anak di dusun itu harus melewati jalan kecil, terjal dan berbatu ke sekolah. Mereka harus melalui jalan setapak sepanjang 1,5 kilometer untuk bisa ke sekolahnya. Dari jalan besar (aspal), dusun ini harus melewati jalan sepanjang 2 kilometer lebih.

Kondisi jalan yang di sekitarnya ada bangunan vila- vila lumayan bagus. Namun setelah bangunan vila- vila menuju perbukitan dimana ada permukiman warga, kondisi jalan justru rusak. Tidak dibangun baik menggunakan rabat maupun paving block.

Kepala Desa Batulayar Barat, Marjuni yang dikonfirmasi media terkait kondisi wilayahnya, tak menampik jika memang kondisi beberapa dusun yang ada di dataran tinggi tersebut butuh penanganan serius. Seperti kondisi jalan di Dusun Duduk Atas. Diakuinya sudah ada akses (jalan) utama atau apa induk. “Tapi ada jalan utama yang belum selesai (masih rusak), sekitar ratusan meteran. Dan ada gang-gang (jalan dusun) yang belum clear (ditangani),” kata dia.

 Begitu juga warga Dusun Penanggak Desa Persiapan Penanggak Kecamatan Batulayar dilanda kekeringan hampir tiap tahun. Seperti tahun ini, hampir tiga bulan warga Dusun Penanggak Lauq kesulitan air bersih. Dampak kondisi kemarau yang membuat kekeringan wilayah perbukitan tersebut.

Warga pun terpaksa terpaksa turun naik bukit menuju kantor camat mengambil air bersih. Mereka swadaya patungan membayar bahan bakar minyak (BBM) mobil pengangkut untuk mengangkat air tersebut.

“Tiga kali sehari (turun naik ambil air) untuk masyarakat,” terang salah seorang warga Penanggak, Mirzan saat mengambil air di kantor Camat Batulayar belum lama ini.

Diakuinya sejumlah dusun di Desa Persiapan Penanggak terdampak kekeringan. Salah satunya di Dusun Penanggak Lauq. Terdapat sekitar 200 kepala keluarga (KK) terdampak kekeringan. Air bersih yang diambil di Kantor Camat Batulayar dipergunakan untuk  konsumsi dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

 iakuinya sempat akan dibuat sumur bor di kawasan itu. Namun sulitnya menjangkau kedalaman mata air membuat realisasi sumur itu belum bisa terlaksana. Pihaknya juga sudah melaporkan kesulitan air bersih itu kepada BPBD. “Sudah, tapi kita diminta bersurat dulu untuk bantuan air bersih,” ujarnya. (her)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO