Mataram (Suara NTB) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Dr. dr. L. Hamzi Fikri menilai total DBD di NTB masuk dalam kategori resiko ringan. Terkait DBD di Lombok Barat, ia menanggapi kasus DBD yang ditetapkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) sebagai tindakan yang bagus. Hal tersebut menandakan bahwa ada kepedulian, dan kewaspadaan yang perlu ditingkatkan.
“Kami di jajaran Dinas Kesehatan mensupport kebutuhan logistik, seperti distribusi larvasida sudah disampaikan juga ke Kabupaten/Kota,” ujarnya.
Ia menghimbau masyarakat untuk tetap waspada di bulan Desember-Januari. Biasanya kasusnya meningkat karena ada pergantian musim. Menurutnya, siklus Demam Berdarah merupakan siklus yang berulang. Sehingga, penting untuk memperkuat Pemberantasan Saran Nyamuk (PSN) disertai dengan gerakan-gerakan 3M Plus, baik itu menguras, menutup dan mendaur ulang bahan-bahan yang tidak terpakai. Itu juga perlu menjadi suatu kegiatan yang harus terus dilakukan di level masyarakat.
“Termasuk pemantauan jentik, kita di Dinas kesehatan dan jajarannya, hingga level Puskesmas memantau jentik, kemudian memperkuat pengawasannya. Jadi, pengawasan itu seperti intel kita di level Puskesmas. Kalau sudah mulai ada peningkatan jentik kemudian kewaspad aan dininya tetap terlapor secara online dan sampai ke pusat” tambahnya.
Ia mengingatkan, ketika mulai ada peningkatan kasus DBD di masyarakat, harus ada tindakan-tindakan dan gerakan-gerakan yang dilakukan. Salah satu solusinya adalah PSN dan gerakan-gerakan 3M plus tadi.“Adapun untuk saat ini datanya masih melandai. Karena resiko peningkatannya biasanya di awal bulan Januari. Ketika mulai mulai kasus peningkatan, supaya lebih diperkuat lagi kewaspadaannya,” pungkasnya. (ulf)