spot_img
Sabtu, Oktober 19, 2024
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURWujudkan Kemanunggalan, TNI Hadirkan POC Berbahan Rumput Laut

Wujudkan Kemanunggalan, TNI Hadirkan POC Berbahan Rumput Laut

Selong (Suara NTB) – Sebagai rangkaian dari pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) 121 di Kabupaten Lombok Timur, TNI AD menghadirkan Pupuk Organik Cair (POC) dari bahan baku rumput laut. POC karya pasukan loreng ini dihadirkan untuk petani jagung ini merupakan salah satu wujud kemanunggalan TNI.

Pada Senin, 19 Agustus 2024, Komandan Korem (Danrem) 162/WB, Brigjen TNI Agus Bhakti S.I.P, M.I.P. M.Han, Penjabat Bupati Lotim, H. M. Juaini Taofik, meluncurkan Stasiun Pupuk Organik Cair Tani Lestari di kantor rayon militer (Koramil) Pringgabaya. Setelah peluncuran dilakukan demplot penanaman jagung langsung dengan aplikasi POC tersebut.

Stasiun pupuk organik cair tani lestari tersebut merupakan pilot project yang digagas Kodim 1615/ Lotim yang berbahan dasar rumput laut yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Metode Tani Lestari  tersebut merupakan metode budidaya yang memperhatikan keberlanjutan.

Kegiatan peluncuran pupuk organik cair dan demplot penanaman jagung tersebut merupakan afiliasi dari Program TMMD 121 Kodim 1615/ Lotim dalam program pertanian untuk menjaga ketersediaan jagung dengan tujuan menjaga ketahanan pangan di wilayah Lombok Timur.

Kegiatan tersebut juga merupakan wujud nyata dari upaya Korem 162/WB dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan dinamika ekonomi di Nusa Tenggara Barat, melalui penerapan metode Tani Lestari.

Danrem menegaskan pembuatan pupuk organik cair dari rumput laut tersebut bukan hanya untuk mendukung keberlanjutan produksi pertanian, tetapi juga memberikan solusi nyata terhadap permasalahan pupuk pertanian dengan menyediakan alternatif yang terjangkau, mudah didapat, dan berkualitas tinggi.

Program Patriot Pangan Korem 162/WB juga merupakan salah satu bukti nyata dari komitmen TNI AD dalam mendukung ketahanan pangan nasional, yang menjadi salah satu pilar, utama dalam upaya pembangunan bangsa.

Stasiun ini tidak hanya akan berfungsi sebagai tempat pengolahan dan distribusi hasil pertanian. Akan tetapi juga menjadi pusat pembelajaran bagi para petani untuk menerapkan teknolog pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sesuai dengan prinsip LEISA atau Tani Lestari.

“Peluncuran Stasiun Pupuk Organik Cair Tani Lestari dan Demplot Budidaya Jagung Metode Tani Lestari adalah langkah strategis dalam mendukung ketersediaan pangan, khususnya di wilayah NTB,” ungkap Danrem

Para petani dapat menunda pengeluaran besar di awal dan mengatur keuangan mereka dengan lebih baik. Petani bisa membeli pupuk sesuai kebutuhan tanaman mereka pada setiap tahap pertumbuhan.

Dandim 1615/Lotim letkol inf. Bayu Sigit Dwi Untoro juga mengungkapkan pupuk organik yang terbuat dari rumput laut itu diharapkan dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan bagi para petani. Selain itu juga membangun sinergi antara masyarakat pesisir dan petani.

Petani di Pringgabaya diminta dapat belajar dan menerapkan teknik-teknik budidaya yang lebih produktif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan.

Pada tahun 2019 dan 2021  petani Lombok Timur berhasil memproduksi jagung berkualitas rendah aflatoksin dan memenuhi kualifikasi food grade pertama di Indonesia. “Hal ini merupakan bukti bahwa kita mampu dan hari ini, kita meluncurkan Stasiun Pupuk Tani Lestari pertama di Indonesia,” sebutnya.

Pj Bupati Lombok Timur, H.M. Juaini Taufik, M.A.P,  mengaku bersyukur karena tentara banyak fokus di pertanian. Kabupaten Lotim penduduknya mayoritas petani. Sumbangan sektor pertanian pada ekonomi Lotim yang tergambar dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 26,7 persen. “Kalau petani bagus, maka ekonomi bagus tapi kalau petani gagal panen maka ekonomi jatuh,” sebutnya.

Pj Bupati memuji inovasi dari Kodim 1615 di bawah komando Dandim Letkol Bayu Sigit Dwi Untoro yang membuat POC. Melalui demplot yang dilakukan diharapkan bisa menjadi contoh yang dapat ditiru petani. Dikatakan, ada pepatah Sasak menyatakan “pelisak Bawak batu” yang berarti kalau tidak dilihat maka tidak akan dipercaya. Ketika sudah terbukti maka akan diburu oleh petani. (rus)

IKLAN

spot_img
spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO