Mataram (Suara NTB) – Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Provinsi NTB untuk pertama kalinya menggelar kegiatan Pasar Lelang, khusus kopi. Sebelum-sebelumnya, pasar lelang dilakukan untuk seluruh jenis komoditas agro.
Pasar lelang diselenggarakan secara hybrid, di Taman Budaya, diikuti oleh pemilik kopi dari dalam daerah secara langsung, dan diikuti oleh buyer lainnya secara online. Asosiasi kopi, dan tim dari Kementerian Perdagangan. Diantaranya, Diah Sandita Arisandi selaku Pejabat Biro Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi. Rahmat Wahyudi selaku Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq. Nelly Yuniarti dan seluruh jajaran. Serta para pelaku usaha lainnya.
Kopi yang ditawarkan di pasar lelang ini adalah biji kopi green bean atau biji kopi mentah yang belum disangrai. Biji kopi yang sudah disangrai, dan kopi dalam bentuk kemasan. Nilai transaksi jual beli pada pasar lelang kali ini Rp52.800.000 (kopi kemasan).
Baiq. Nelly Yuniarti pada pembukaan kegiatan pasar lelang kopi ini menyampaikan, pasar lelang khusus kopi yang digelar Selasa, 20 Agustus 2024 ini menjadi langkah pertama untuk menguatkan branding kopi NTB di pasar domestik, dan internasional.
NTB menjadi daerah kedua yang menggelar pasar lelang kopi, selain Aceh. Provinsi NTB menurutnya memiliki potensi kopi yang sangat besar.
“Dan ini tidak pernah tergaungkan, karena selama ini perdagangan kopi kita nyebrang (ke daerah lain). Sehingga brandingnya itu justru yang dapat daerah lain,” katanya.
Lanjut kepala dinas, dalam beberapa tahun terakhir, para pegiat kopi sudah mengangkat branding kopi lokal. Ia menyampaikan terima kasih atas hal itu. Baiq. Nelly juga menambahkan, ternyata, setelah kopi NTB dibawa dalam pameran kopi internasional di luar negeri, para pecinta kopi dunia sangat takjub dengan cita rasa kopi NTB.
“sehingga kami dari Dinas Perdagangan merasa semakin tertantang untuk menujukkan kopi kita di mata dunia. Apalagi orang luar sudah mengakui kualitas kopi kita,” katanya.
PR besar bersama adalah, bagaimana kualitas kopi yang bagus ini dapat dimulai dari hulu. Dilakukan dari penanaman, perawatan, hingga panen. Bahwa, panen kopi tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus dipanen biji-biji kopi yang sudah berwarna cherry.
“Edukasi kepada petani, masyarakat kita adalah penting. Supaya tidak memanen sekaligus kopi yang sudah siap panen dengan kopi yang masih berwarna hijau. Memetik, memanen, menjemur, itu juga menentukan kualitas dan cita rasa kopi kita. Itu harus dijaga. Dan pasar lelang atau pemasaran ini adalah proses akhir,” tambahnya.
Harapannya, dengan adanya branding kopi ini menjadi edukasi langsung kepada petani kopi. Dengan pasar lelang khusus kopi ini juga, kata Baiq. Nelly, sebagaimana diniatkan agar kopi NTB semakin dikenal.
“Lelang ini kan link dengan nasional. Sehingga teman-teman di luar juga semakin mengetahui kopi kita. Dan manfaatnya untuk semua,” demikian Baiq. Nelly.
Sementara itu, Diah Sandita Arisandi dalam kesempatan ini menyampaikan, senang sekali dapat melihat langsung penyelenggaraan pasar lelang kopi di Mataram.
“Kami sangat apresiasi kegiatan ini, karena nawaitu (niat)nya baik. Ternyata di sini (NTB) banyak sekali komoditi yang bisa di eksplore,” katanya.
Sebelumnya, ia dan tim datang ke NTB memantau langsung kegiatan pasar lelang seluruh jenis komoditas agro NTB. Dengan melakukan pasar lelang khusus kopi ini menjadi bagian dari promosi potensi unggulan NTB.
“Ini sudah langkah yang baik. Memang benar, bahwa dari hulu ke hilir harus dilaksanakan dengan baik. Kalau sudah bagus bagus dari on farm, hingga proses akhir, akan menarik bagi buyer. Ini sudah baik sekali memperkenalkan potensi kopi NTB,” demikian Diah. (bul/*)