Mataram (Suara NTB) – Lombok Food Market yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan Karya Kreatif Nusa Tenggara Barat x Lombok Sumbawa Tenun Festival (KK-NTB x LSTF) Tahun 2024 yang diselenggarakan Bank Indonesia bekerjasama dengan Pemprov NTB dan Dekranasda NTB menjadi berkah bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Selama dua hari hari penyelenggaraan kegiatan yang dipusatkan di Lombok Epicentrum Mall (LEM), tanggal 24 dan 25 Agustus 2024, UMKM panen cuan. KK-NTB x LSTF mendapat sambutan sangat antusias dari masyarakat. Didukung rangkaian kegiatan antara lain, Fashion Show dari Dekranasda Kabupaten/Kota se-NTB, Dekranasda Award, berbagai Bazaar seperti, Bazaar Kriya, Bazaar Fashion Wastra, dan Kriya, Jalan Sehat, dan Lombok Food Market.
Stand-stand UMKM di lapangan parkir timur LEM selama dua hari sangat ramai. Beragam kuliner yang dijajakan puluhan lapak diserbu pengunjung. Para pelaku UMKM hingga kewalahan melayani pesanan.
UMKM nasi ebatan Zhifa Food salah satunya. Pemiliknya, Shuwari Agni Firdausi menyampaikan, ia mendapat pemasukan cukup besar selama melapak di kegiatan ini. Zhifa Food adalah salah satu UMKM yang lolos kurasi Bank Indonesia untuk berjualan di lapak yang sudah disiapkan secara gratis oleh Bank Indonesia lapangan parkir timur LEM.
“Acaranya seru banget. Kebetulan saya ikut melapak dari rangkaian acara yang dilaksanakan di Taman Budaya. Puncaknya dua hari di LEM, tanggal 24 dan 25. Hari pertama di LEM, saya masak nasi hampir 20 Kg, hari kedua, lebih 20 Kg,” katanya.
Selama ini, dalam sehari ia hanya bisa menjual hingga 5 Kg.
“Kita jualan kayak balap-balapan. Saya masih hitung pendapatannya,” katanya.
Agni mengatakan, tidak hanya berjualan, dari kegiatan ini dapat menguatkan branding nasi ebatan yang dibuatnya. Saat melapak di arena KK-NTB x LSTF 2024, makin banyak yang mengetahui produknya.
“Karena banyak juga yang akhirnya tahu, Oh ini nasi ebatan yang di Pagutan? Kata konsumen. Dan akhirnya makin banyak yang tahu. Ini momentum untuk menguatkan branding kami,” tambahnya.
Ia mengharapkan, kegiatan ini bisa diselenggarakan secara rutin, karena dampaknya yang sangat besar dirasakan para pelaku ekonomi kerakyatan.
UMKM lainnya, kue Zuppa Zeda juga harus diproduksi berkali kali, untuk memenuhi banyaknya permintaan.
Pemiliknya, Ega Ruly Purnama mengatakan ramainya pengunjung berbelanja membuat omzetnya naik minimal tiga kali lipat dari biasanya.
“Syukur alhamdulillah, ramai yang belanja luar biasa. Saya re stok berkali kali,” katanya.
Tidak saja karena kenaikan omzet berkah dari event KK-NTB x LSTF 2024 yang diselenggarakan Bank Indonesia, lebih besar lagi dampaknya adalah branding dan mengenalkan kuliner baru kepada masyarakat. Selain itu, antara pelaku UMKM bisa saling berinteraksi secara langsung.
“Akhirnya orang menjadi tahu, zuppa itu ternyata enak. Dan akhirnya tanya-tanya dimana tempat jualannya setiap hari. Terimakasih Bank Indonesia. Semoga bisa dilaksanakan secara rutin, usaha kita bisa berkembang, dan jaringan bisa berkembang,” tandasnya.
Pj Gubernur NTB, Hassanudin sendiri menyampaikan, KK-NTB x LSTF sebagai upaya untuk menghasilkan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan melalui pengembangan UMKM, integrasi ekonomi hijau dan inklusi serta ekonomi dan keuangan digital.
Selain itu, Pj Gubernur NTB menjelaskan, KK-NTB x LSTF 2024 merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian seni budaya yang diwariskan secara turun temurun oleh orang tua terdahulu.
Menurutnya, kekayaan budaya NTB yang tercermin dalam keindahan wastra tenun dan kerajinan kriya menjadi salah satu aset berharga yang dapat mendukung perekonomian daerah.
“Hal inilah yang sangat-sangat kita butuhkan sekarang ini. Selain itu, kegiatan ini merupakan salah satu cara kita untuk menjaga kelestarian, kekayaan seni dan budaya dan hasil karya daerah yang telah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur kita” katanya.
Pengenalan dan penguatan seni budaya lokal di era globalisasi harus dilanjutkan, sebab ini menjadi hal penting untuk mereduksi budaya-budaya global. Jika seni dan budaya lokal tak dijaga dengan baik, justru ini akan mereduksi tradisi budaya daerah yang beragam dan berkembang dalam masyarakat.
“Sehingga tanpa upaya untuk melastarikan tradisi budaya, seni budaya daerah bisa jadi tertinggal dan bisa saja punah jika tidak kita lestarikan. Alhamdulillah, kita sangat bersyukur bahwa daerah kita baik itu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa memiliki anugerah potensi yang melimpah, baik potensi budaya alam maupun potensi budaya daerah, salah staunya kain tenun,” harapnya. (bul/*)
Galeri kegiatan UMKM. (Suara NTB/bul)