spot_img
Minggu, Desember 22, 2024
spot_img
BerandaPENDIDIKANAliurridha, Novelis Asal NTB Terpilih sebagai Peserta Program Penulisan Mastera

Aliurridha, Novelis Asal NTB Terpilih sebagai Peserta Program Penulisan Mastera

Mataram (Suara NTB) – Salah seorang sastrawan muda Nusa Tenggara Barat (NTB) Aliurridha menjadi peserta Program Penulisan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera). Program Penulisan Mastera merupakan wahana yang diadakan oleh Mastera untuk memberi kesempatan bagi pengarang-pengarang kreatif di Asia Tenggara dapat saling mengoreksi kekurangan mereka.

Dalam kegiatan ini, peserta juga dapat bertukar pengalaman tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penulisan kreatif. Tahun ini, kepengurusan Mastera dipercayakan kepada Mastera Indonesia dengan dikoordinasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Program Penulisan Mastera diadakan satu tahun sekali. Setiap tahun, program ini mengusung genre yang berbeda-beda. Sesuai hasil Sidang ke-27 Mastera yang diadakan pada bulan September 2023 lalu, tahun 2024, Program Penulisan Mastera fokus pada genre novel. Untuk itulah novelis baru NTB, Aliurridha hadir di Hotel Mercure Convention Centre, Ancol, Jakarta pada 2–6 September 2024. Aliurridha bersama dengan 55 peserta lain dari lima negara di Asia Tenggara berdiskusi dan mendapat materi serta bimbingan dari novelis senior di Asia Tenggara.

“Harapan saya bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman dengan belajar dari sastrawan senior dan sastrawan lintas-negara. Saya berharap meningkatkan kemampuan menulis saya,” ujar Aliurridha, Rabu, 4 September 2024.

Baru-baru ini, Aliurridha menerbitkan novel pertamanya. Novel yang ia kembangkan dari cerita pendeknya yang berjudul sama, yakni Teori Pernikahan Bahagia, membuat Ali termotivasi untuk menghasilkan lebih banyak prosa panjang. Novel itu juga menjadi salah satu karya yang membuat Emerging Writer dalam MIWF ini berkesempatan menjadi peserta Program Penulisan Mastera. Ia pun berkumpul bersama 13 novelis hebat di Asia Tenggara lainnya untuk berdiskusi.

“Saya menggarap satu draf novel lain, berjudul ‘Tuselak’, yang kemudian dipresentasikan dan dimatangkan dalam Program Penulisan Mastera,” jelas Aliurridha.

Dalam program ini, Aliurridha berkesempatan mendengarkan ceramah Perkembangan Novel di Negara Asia Tenggara yang disampaikan oleh sastrawan pencipta Ronggeng Dukuh Paruk, Ahmad Tohari. Usai mendapat pendalaman materi selama setengah hari, Aliurridha dan peserta lainnya menggelar diskusi untuk melakukan kritik terhadap karya yang sebelumnya telah ditulis dan dikirimkan kepada panitia Mastera sebagai persyaratan peserta. Diskusi ini dipandu oleh tiga orang pembimbing yang merupakan sastrawan kawakan di Indonesia. Ketiga pembimbing tersebut adalah Ida Ayu Oka Rusmini, Fanny J. Poyk, dan Andrei Aksana. Nantinya, hasil program penulisan akan diterbitkan oleh Mastera sebagai hasil Program Penulisan Mastera. (ron)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -





VIDEO