Selong (Suara NTB) – Peternak di Desa Sukadana dilatih akademisi Universitas Gunung Rinjani (UGR) menemukan solusi inovatif untuk mengatasi krisis pakan ternak selama musim kemarau melalui penggunaan Pakan Ternak Fermentasi. Cara fermentasi pakan ini diyakini bisa memperbaiki pasokan pakan yang terbatas.
Kegiatan pelatihan digelar di Kelompok Tani Ternak (KTT) Berlian dengan menggunakan bahan baku lokal seperti jerami dan jagung.
Dedi Harmawan, Wakil Ketua KTT Berlian, menjelaskan pakan ternak fermentasi tidak hanya lebih mudah dibuat tetapi juga lebih praktis. “Nilai gizi pakan ternak meningkat dan membantu proses penggemukan lebih cepat,” ujarnya.
Kondisi saat ini, masyarakat Sukadana, yang mayoritas sebagai petani tembakau, mengandalkan jerami sebagai pakan utama namun pasokannya terbatas. Hal ini mendorong KTT Berlian untuk mengembangkan solusi alternatif dengan menggunakan jerami yang melimpah sebagai bahan baku utama pakan ternak fermentasi.
Rini Endang Prasetyowati, Dekan Fakultas Pertanian UGR, mengharapkan partisipasi aktif dari KTT Berlian dalam kegiatan pelatihan. “Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan anggota kelompok tani dapat meningkatkan produksi hasil ternak secara signifikan,” tambahnya.
Pakan ternak fermentasi dibuat melalui proses fermentasi mikroorganisme yang membantu memperbaiki pencernaan ternak, sehingga memberikan gizi yang lebih baik dibandingkan dengan pakan ternak biasa. Bahan tambahan seperti molase dari tetes tebu dan prebiotik juga dimasukkan untuk meningkatkan nutrisi dan kemudahan pencernaan.
Adanya penggunaan mesin Chopper multifungsi, proses pembuatan pakan ternak dapat dilakukan dengan lebih efisien, memungkinkan penyimpanan hingga enam bulan. Ini menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan musim kemarau yang sering kali mengganggu pasokan pakan ternak di daerah ini.
Dwi Haryanti Ningsih, Dosen Fakultas Pertanian, menekankan pakan ternak fermentasi bukan hanya meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya lokal tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan dalam pemeliharaan ternak di Sukadana. “Dengan pakan ternak fermentasi, kita dapat memastikan kebutuhan gizi ternak terpenuhi secara optimal, meningkatkan kesehatan ternak dan hasil produksi,” jelasnya.
Selain itu adanya inovasi ini, diharapkan masyarakat peternak di Sukadana dapat lebih mandiri dalam memproduksi pakan ternak sendiri, mengurangi ketergantungan terhadap hijauan rumput hijau yang sulit diperoleh selama musim kemarau. (rus)