Sumbawa Besar (Suara NTB) – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa, mencatat sekitar 27 hektare lahan pertanian di Kecamatan Moyo Hilir dan Plampang yang terdampak kekeringan sebelumnya dinyatakan gagal panen (Puso).
“Lahan tersebut tidak bisa kita selamatkan karena tidak ada sumber air yang bisa dimanfaatkan meskipun brigade mesin sudah kita siapkan,” kata Kadistan kepada Suara NTB melalui Kabid Perlindungan Tanaman dan Pengembangan Usaha, Toni Hamdani, Rabu, 18 September 2024.
Toni pun merincikan, di Kecamatan Moyo Hilir total luas lahan terdampak kekeringan mencapai 82 hektare. 65 hektar mengalami kekeringan sedang, 5 hektare kekeringan berat dan 12 hektare gagal panen.
“Kalau di kecamatan Plampang kekeringan sedang ada 135 hektare, berat 82 hektare dan puso 15 hektar dari total luas lahan 232 hektare,” jelasnya.
Selain tanaman padi, ada juga lahan jagung yang berpotensi mengalami gagal panen seluas 1 hektare di kecamatan Moyo Hilir. Terhadap lahan tersebut, pihaknya tetap akan melakukan pemantauan lebih lanjut untuk menekan terjadinya hal yang tidak diinginkan.
“Kami akan tetap melakukan pemantauan termasuk juga mengerahkan brigade mesin pompa air yang sudah kita serahkan guna menyelamatkan lahan tersebut,” ujarnya.
Toni melanjutkan, terhadap lahan tersebut pihaknya hanya bisa mengandalkan air dari jaringan irigasi bendungan batu bulan. Sementara untuk bantuan pompanisasi, tidak bisa dilakukan karena tidak ada sumber mata air yang bisa dimanfaatkan.
“Jadi, polanya kita hanya mengandalkan air dari bendungan batu bulan, kalau dari sumber air lain sudah tidak ada lagi karena mengering,” tukasnya. (ils)