spot_img
Jumat, November 22, 2024
spot_img
BerandaNTBJumat Salam, Jumat Belondong, Ikhtiar Sejahterakan Masyarakat

Jumat Salam, Jumat Belondong, Ikhtiar Sejahterakan Masyarakat

Penjabat (Pj) Gubernur, NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., sudah mene-
tapkan program Jumpai Masyarakat Selesaikan Aneka Persoalan

Masyarakat (Jumat Salam) dan NTB Belondong sebagai program prioritas.
Dijadwalkan, pada 27 Oktober 2023 ini, program ini akan di-launching Pj
Gubernur NTB. Seperti apa program Jumat Salam dan NTB Belondong ini
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat?

MELALUI tagline NTB Maju Melaju yang telah digaungkan sejak pelantikannya. Yang artinya, setelah maju tidak boleh ada stagnasi, maka melaju sebagai momentum kebangkitan ekonomi.

NTB. Pj Gubernur bersama seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bergerak cepat dalam melaksanakan program kebijakan, yakni Jumat Salam dan NTB Belondong. Pada program ini, seluruh OPD lingkup Pemprov NTB akan turun ke desa/kelurahan se NTB menyapa masyarakat dan menyelesaikan sejumlah persoalan yang ada di masyarakat.

Saat turun ke desa/kelurahan, Pj Gubernur dan rombongan yang akan dibagi perdesa/kelurahan ini akan menggunakan sarung atau londong atau dikenal dengan Jumat Belondong. Sarung yang dipergunakan pun adalah sarung produksi lokal, seperti dari Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah, Kre Alang di Sumbawa atau tembe nggoli di Bima maupun Dompu.

Pada pelaksanaan Jumat Salam itu, pihaknya mengajak mitra-mitra OPD dari kementerian/lembaga dan BUMN. Apa saja persoalan yang ada di desa/kelurahan agar bisa diketahui oleh pemerintah untuk selanjutnya dicarikan jalan keluar. Karena program ini akan dilaksanakan secara rutin selama ia mengemban amanah sebagai Pj Gubernur, maka siapa saja yang ingin menemuinya di akhir pekan, terutama di Hari Jumat maka sebaiknya langsung datang ke desa.

“Kalau besok, teman-teman ingin mencari saya pada Hari Jumat misalnya, maka ku tunggu di desa. Jadi kita berdiskusi apa pun menyapa masyarakat desa.

Setidaknya ini ajang untuk melakukan analisa dan evaluasi selama ini, apa keberhasilan yang sudah kita raih dan apa kekurangan-kekurangannya sehingga tahu secara persis,” ujar Miq Gita, sapaan akrabnya saat silaturahmi ke jajaran Redaksi Suara NTB, 14 Oktober 2023.

Pada saat turun ke desa-desa, Pimpinan OPD diminta membawa serta media atau
jurnalis untuk memotret semua aktivitas dan potensi yang ada di setiap desa. Dari ketajaman pena pena jurnalis, tentu akan terungkap ke publik semua potensi desa yang bisa dijual untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Kami ingin menyerap berita baik sebanyak-banyaknya dari desa. Berita baik inilah
yang akan mengimbangi berita hoaks, terlebih di era menjelang tahun politik ini. Kita memproduksi berita positif sebanyak-banyaknya untuk membatasi ruang gerak atau space berita hoaks,” ujarnya.

Setiap Pimpinan OPD akan turun ke desa-desa mulai Hari Jumat. Mereka dianjurkan untuk tetap berada di desa dengan menginap di desa-desa wisata dan membeli aneka produk yang dijual oleh masyarakat setempat. Terlebih ada program “One Village, One Product” atau satu desa satu produk yang membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk menyerap hasil produksi warga desa.

Sebagai bagian dari program Jumat Salam, Pj Gubernur membuat program Jumat
Belondong yang dalam implementasinya yaitu semua pimpinan OPD yang Muslim bisa menunaikan ibadah Salat Jumat di desa-desa dengan menggunakan londong atau sarung buatan lokal. Dengan demikian, pejabat yang biasa menggunakan sarung pabrikan kini bisa menggantinya dengan sarung buatan lokal. “Misalnya Sarung Nggoli, Sarung Poleng KLU, Sarung Sukarara, Sarung Pringgasela dan lain
sebagainya,” ujarnya.

Setiap Lebaran, tambahnya, Biro Kesra Pemprov NTB menghabiskan anggaran sekitar Rp5 miliar untuk membeli sarung yang dibagi-bagikan ke masyarakat. Namun di tahun depan, ia memastikan sarung yang terbeli adalah sarung produk lokal sebagai bagian dari program Bela Beli Produk Lokal untuk memberdayakan masyarakat desa.

Dalam pelaksanaan Jumat Salam dan NTB Belondong ini, ihaknya tidak hanya mengakomodir penenun dari masyarakat saja. Juga pihaknya siap mengakomodir hasil tenunan dari warga binaan dari lembaga pemasyarakatan (Lapas) yang ada di NTB. Bahkan, ungkapnya, saat Istana Berbatik tanggal 1 Oktober lalu, dirinya menggunakan batik motif Gembok yang merupakan produksi warga binaan Lapas Kelas II A Kuripan, Lombok Barat.

Tidak hanya itu, sebagai Ketua Umum Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia, ia mendapat banyak permintaan batik motif gembok dari Sekda di beberapa daerah. Untuk itu, pihaknya mengharapkan pihak Lapas meningkatkan produksi tenun lokal, karena ia sudah meminta OPD atau ASN lingkup Pemprov NTB membeli hasil tenun lokal, baik di sentra tenun atau karya warga binaan.

Selain itu, dengan program Jumat Salam dan NTB Belondong, maka peluang pemasaran dari hasil kerajinan pelaku UMKM di NTB, termasuk warga binaan cukup terbuka. Untuk itu, pihaknya mengharapkan agar pelaku UMKM meningkatkan hasil produksi dan kualitas produk yang dimiliki, sehingga nanti banyak pimpinan OPD atau lembaga vertikal yang memesan. (ham/ris)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO