PENGEMBANGAN Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di Kota Mataram, tidak semuanya berjalan lancar. Sebagian kelompok terkendala sumber air untuk menyirami tanaman sayur. Kelompok tani tidak bisa mengandalkan aliran air dari perusahaan PT. Air Minum Giri Menang, karena debit air terlalu kecil.
Lurah Pejanggik, Mahnum dikonfirmasi pada Rabu 29 Mei 2024 menjelaskan, kelompok tani di Lingkungan Pajang Timur mengembangkan program pekarangan pangan lestari dengan menanam sayur-sayuran. Akan tetapi, tanaman sayur mati akibat hujan lebat sehingga gagal panen.
Di samping itu, masyarakat juga terkendala suplai air untuk menyirami tanaman. Kelompok tani tidak bisa mengandalkan suplai air dari PT. Air Minum Giri Menang, karena debit airnya kecil. “Aliran air akan deras di atas jam 10 malam. Kalau pagi kecil sekali airnya di sana,” jelas Mahnum.
Pihaknya mencarikan solusi dengan membeli mesin pompa untuk mengalirkan air dari sumur. Meskipun diakui, debit air sumur akan berkurang saat musim kemarau.
Mantan Lurah Dasan Agung Baru ini mengatakan, pengembangan P2L memiliki dampak positif bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga merasa nyaman dengan tanaman sayur-sayuran. Artinya, saat gejolak harga cabai melonjak tidak terlalu dikhawatirkan. Manfaat lainnya adalah, masyarakat membantu pemerintah menekan harga dan inflasi. “Paling tidak masyarakat sudah merasa aman karena sesuatu yang dibutuhkan sudah ada di halaman rumah mereka,” terangnya.
Cabai rawit menjadi salah satu komoditi pemicu inflasi di Kota Mataram. Dengan pengembangan P2L, warga tidak pusing memikirkan mahalnya salah satu bumbu dapur tersebut.
Mahnum mencoba mencari solusi atas kekurangan pasokan air bagi kelompok tani di Lingkungan Pajang Timur. Sumur warga yang sudah tidak dimanfaatkan karena dinilai terkontaminasi bakteri e-coli dan jenis lainnya akan dimanfaatkan untuk menyirami tanaman sayur-sayur di poktan tersebut. “Memang kendalanya ada warga yang menjadikan sumur mereka untuk pembuangan tinja. Jadi sumur warga yang lain tercemar. Tetapi kita coba sumur ini untuk dimanfaatkan menyirami tanaman,” ujarnya.
Pengembangan P2L ini, diharapkan memberikan dampak untuk menekan laju inflasi, mengurangi ketergantungan masyarakat membeli bahan pangan di pasar, serta mencegah stunting dengan memperbanyak menanam kelor di pekarangan rumah.
Selain itu, Mahnum berharap warga tetap konsisten memanfaatkan lahan pekarangan agar program P2L tetap berjalan. (cem)