spot_img
Jumat, Desember 13, 2024
spot_img
BerandaPENDIDIKANUnram dan BRIN Kolaborasi Dorong Ekonomi Biru, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Jadi Fokus...

Unram dan BRIN Kolaborasi Dorong Ekonomi Biru, Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Jadi Fokus Utama

Mataram (Suara NTB) – Universitas Mataram (Unram) sambut hangat Audiensi Peluang Kolaborasi bersama Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. R. Hendrian, M.Sc., di Ruang Sidang Rektor, Rektorat Unram, pada Rabu 9 oktober 2024

Pertemuan tersebut membahas potensi kolaborasi antara BRIN dan Unram dengan fokus pada pengembangan ekonomi biru, sektor kelautan dan perikanan. Kolaborasi ini difokuskan pada pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pengelolaan komoditas garam dan rumput laut.

Dalam diskusi tersebut, Hendrian menekankan pentingnya kolaborasi multi-sektor untuk menghadapi tantangan di lapangan. “Garam dan rumput laut telah ditetapkan sebagai komoditas prioritas nasional. Masyarakat pesisir seharusnya menjadi aktor utama dalam menggerakkan ekonomi biru ini. Namun, kenyataannya banyak dari mereka justru terjebak dalam kemiskinan. Ini bagaikan ayam yang mati di lumbung padi,” ujarnya.

Ia juga menyoroti bahwa untuk mengatasi permasalahan ini, intervensi teknologi saja tidak cukup. “Pendekatan yang kita butuhkan adalah multi-approach yang melibatkan tata kelola, hilirisasi, serta menghubungkan pemerintah, industri, masyarakat, akademisi, dan peneliti. Semua sektor harus terlibat agar solusi yang dihasilkan komprehensif,” jelas Hendrian.

Diskusi ini juga mengeksplorasi tantangan dan peluang di lapangan, terutama terkait pengelolaan komoditas garam dan rumput laut. Infrastruktur yang terbatas dan kurangnya akses pasar merupakan kendala utama. Namun, Hendrian melihat peluang besar dalam komersialisasi komoditas ini bila pengembangan dilakukan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Kami ingin menyoroti pentingnya memberdayakan masyarakat pesisir dan memastikan bahwa teknologi yang kita kembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka,” tambahnya.

Menurut Hendrian, Lombok menjadi wilayah yang sangat menarik untuk menjadi pilot project. “Lombok menarik karena ada karakter ekologis yang menjadikan Lombok memiliki nilai lebih bila dibandingkan dengan daerah lain. Dengan karakter ekologis ini bagaimana mengaitkan dengan ekosistem Investasi yang tetap mengedepankan keadilan nasional, mengedepankan prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, pro lingkungan, dan tentunya berkelanjutan,” lanjutnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unram, Prof. Dr. Sitti Hilyana, M.Si. menyampaikan bahwa Unram siap menyambut kolaborasi ini dengan BRIN. “Kami sangat siap berkolaborasi baik dari segi akademik maupun riset. Infrastruktur riset kami telah siap dan kami memiliki tim yang berpengalaman di bidang kelautan dan perikanan,” ujarnya.

Prof. Nana menegaskan pentingnya sinergi antara riset akademik dan implementasi di lapangan, dengan harapan dapat memberikan dampak luas bagi masyarakat pesisir terutama dalam hal pengelolaan komoditas garam dan rumput laut.

Wakil Rektor juga menyoroti bahwa Unram berkomitmen untuk memastikan pengembangan teknologi yang tepat guna dan relevan dengan kebutuhan lokal. “Kami yakin hasil riset dan inovasi kami dapat langsung diterapkan, memberikan manfaat nyata bagi masyarakat pesisir, terutama dalam hal pengelolaan komoditas garam dan rumput laut,” tambahnya.

Audiensi ini diisi dengan diskusi mendalam terhadap peluang kolaborasi yang akan dikerjakan. Hendrian menyatakan bahwa kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan ekonomi biru di dengan fokus piloting di Lombok, dengan investasi yang mengedepankan prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Dr. Hendrian turut mengungkapkan merasa tersanjung karena telah disambut dengan begitu hangat di Unram.

“Saya merasa tersanjung dengan sambutan hangat yang diberikan. Sampaikan salam saya kepada seluruh civitas akademika Unram,” pungkasnya. (ron)

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO