Mataram (Suara NTB)- Pemprov NTB kini sedang berupaya memperpanjang umur Tempat Pembuangan Akhir Regional (TPAR) Kebon Kongok yang menjadi tempat pembuangan sampah dari Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Landfill yang dipakai sekarang sudah nyaris penuh dengan volume sampah yang masuk sekitar 300 ton per hari.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB Samsudin, M.Si mengatakan, perluasan area landfill 2 sebagai lokasi penimbunan sampah dianggarkan melalui APBD Perubahan 2024. Awal November mendatang, kegiatan kontrak perluasan area landfill ini sudah mulai dikerjakan.
“Kemungkinan awal November sudah mulai kontrak untuk menambah areal penimbunan landfill baru. Lokasinya tepat di selebah timur dari landfill 2 yang ada sekarang. Ini kegiatan perluasan konstruksi landfill baru, bukan pengadaan lahan karena lahan milik Pemprov,” kata Samsudin kepada Suara NTB, Selasa 15 oktober 2024
Ia mengatakan, beberapa bulan lalu telah dilakukan pemasangan geomembran dan saluran air lindi TPAR Kebon Kongok yang menjadi sarana penting keberadaan TPA. Geomembrane sendiri adalah bahan plastik yang berfungsi sebagai penghalang untuk mencegah kebocoran cairan dan pencemaran lingkungan. Setelah terpasang lapisan geomembran dan saluran air lindi, saatnya dilakukan proses perluasan area landfill.
Samsudin mengatakan, jika tak dilakukan upaya perluasan area landfill, maka akhir tahun ini TPAR Kebon Kongok diperkirakan sudah tak mampu lagi menerima kiriman sampah. Sehingga, selain melakukan upaya perluasan landfill, DLHK NTB juga berharap Pemkot Mataram mampu mengoptimalkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya sebagai tempat pembuangan dan pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh warga Kota Mataram.
“Kami berharap TPST Sandubaya dan nantinya di Kebon Talo Kota Mataram akan bisa mengurangi volume sampah di TPAR Kebon Kongok untuk memperpanjang usia. Kalau sampah yang datang ke TPA Kebon Kongok dibawah 200 ton per hari, kemungkinan bisa sampai pertengahan 2025, ini estimasi. Tapi kalau bisa berkurang lagi, misalnya yang dibuang residunya saja akan tambah panjang usianya,” katanya.
Pemkot Mataram sendiri sedang berupaya mengurangi volume sampah yang diangkut ke TPAR Kebon Kongok dan memaksimalkan pemanfaatan kembali bahan-bahan yang dapat didaur ulang. Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Mataram, Tri Budiprayitno, mengungkapkan harapannya agar melalui berbagai inovasi yang diterapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, ketergantungan terhadap TPA dapat ditekan.
“Dengan berbagai inovasi yang telah diterapkan oleh DLH Kota Mataram untuk mengatasi persoalan pengelolaan sampah, kita harapkan agar ketergantungan Kota Mataram terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok dapat berkurang hingga 2027, dengan target residu 0 persen,”paparnya dalam audiensi bersama DLH di ruang tamu Walikota Mataram, Senin 14 oktober 2024 seperti dikutip dari Antara.
Langkah ini menjadi penting mengingat masalah sampah merupakan isu lingkungan yang mendesak, tak hanya di Mataram tetapi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia. “TPST Sandubaya diharapkan mampu menjadi solusi yang efektif untuk menciptakan lingkungan kota yang lebih bersih dan sehat,” katanya.(ris)