Mataram (Suara NTB) – Dinas Perdagangan Kota Mataram turun memantauan terhadap pedagang beras di Pasar Mandalika pada, Selasa 15 oktober 2024 Dari hasil pengecekan ditemukan pedagang beras mengoplos beras stabilitas pasokan dan harga pangan.
Kepala Bidang Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram, Sri Wahyunida mengatakan, pemantauan dilakukan untuk mengecek beras ketersedian beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) di pasar tradisional. Beras yang dikeluarkan Badan Urusan Logistik (Bulog) diminati oleh masyarakat. Khusus di Pasar Mandalika terdapat 15 mitra Bulog yang menjual beras SPHP dengan jatah 1,5 ton. “Hari ini, (kemarin,red) Bulog mendistribusikan beras SPHP ke mitra,” terangnya.
Selain mengecek distribusi lanjutnya, ia juga menindaklanjuti laporan indikasi pedagang mengoplos beras SPHP. Dari hasil pemantauan ternyata ditemukan pedagang mengoplos beras SPHP. Pihaknya menanyakan alasan pedagang melakukan tindakan tersebut, karena rata-rata beras SPHP diminati oleh warga ekonomi ke bawah. “Jadi beras SPHP diambil di mitra 10 karung dengan harga Rp12 ribu perkilogram, kemudian dijual dengan harga Rp13 ribu perkilogram,” sebutnya.
Pihaknya tidak serta-merta melakukan penindakan terhadap pedagang melainkan perlu sosialisasi dan edukasi kepada pedagang. Selain itu, berkoordinasi dengan Bulog untuk mengumpulkan mitranya agar selektif menjual beras ke pedagang lainnya.
Berbeda halnya apabila mitra Bulog yang melakukan pelanggaran seperti itu, maka tidak ditolerir atau dipecat sebagai mitra. Kasus ini pernah ditemukan di Pasar Mandalika. “Jadi ada satu mitra langsung dipecat gara-gara mengoplos beras SPHP dalam jumlah besar,” pungkasnya.
Sementara itu, Aen, pedagang beras di Pasar Mandalika dengan polos menuturkan alasannya mengoplos beras SPHP tersebut. Beras SPHP dijual seharga Rp13 ribu perkilogram karena banyak diminati oleh warga dengan ekonomi ke bawah. “Banyak yang nyari buruh-buruh di pasar ini,” tuturnya.
Ia tidak memiliki keinginan untuk mengoplos beras tersebut, melainkan hanya memenuhi permintaan warga. Warga yang berprofesi sebagai buruh panggul di pasar tidak mampu membeli beras premium dengan harga Rp15 ribu-Rp16ribu perkilogram. “Kalau ini beras SPHP harganya Rp13 ribu. Ini beras dari healer (penggiling,red) harganya Rp14 ribu perkilogram,” tuturnya. (cem)