Mataram (Suara NTB) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Mataram menggelar debat kandidat pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Mataram pada Rabu (16/10) malam. Kedua paslon beradu gagasan sesuai visi-misi.
Debat kandidat tahap pertama ini, mendatangkan lima orang panelis. Yakni, Rektor Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Dr. Baiq Mulianah, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, Dr. M. Firmansyah. Sekretaris Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, Dr. Syafril. Dosen Universitas Islam Negeri Mataram, Prof. Saleh Ending, dan Dosen Universitas Mataram, Dr. Lalu Arifin Aria Bakti.Adapun tiga tema debat berkaitan dengan ekonomi, kesehatan dan lingkungan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Mataram, Edy Putrawan mengatakan, pelaksanaan debat kandidat ini adalah debat pertama, karena debat calon walikota dan wakil walikota digelar dua kali. Selain itu, debat ini sebagai salah satu bentuk kampanye yang difasilitasi KPU. “Kami mengagendakan debat kandidat selama dua kali,” kata Edy.
Dalam debat ini, pasangan calon walikota dan wakil walikota sama-sama menyampaikan visi- misi dan program diunggulkan. Edy berharap debat ini sebagai ajang untuk adu argumen, ide dan gagasan selama lima tahun ke depan.
Menurutnya, pilkada adalah pesta milik rakyat sehingga demokrasi harus digelar dengan riang gembira. “Walaupun ada sendok yang hilang dan piring pecah tidak mengubah kegembiraan itu,” katanya menganalogikan.
Pada sesi debat moderator Ardianto Wijaya mempersilahkan kedua paslon menyampaikan visi-misi selama lima menit.
Calon Walikota Mataram, H. Lalu Aria Dharma menceritakan alasannya maju sebagai walikota karena melihat ada sesuatu yang tidak baik-baik saja. Tiga alasan mendasar adalah pertama, memperbaiki hubungan atau harmonisasi dengan legislatif sebagai mitra sejajar. Artinya, keputusan anggaran adalah produk bersama. Kedua, berkomunikasi dengan masyarakat dengan rutin menyapa masyarakat melalui kaling. Ketiga, membangun Iklim bekerja yang kondusif mulai dari staf agar bekerja happy dan riang gembira. “Bukan staf membutuhkan pimpinan tetapi pimpinan juga harus membutuhkan staf, ” terangnya.
Sementara, calon Wakil Walikota H. Weis Qurnain menambahkan, visi adalah terwujudnya Kota Mataram AQUR (Aman, Kreatif, Unggul, dan Responsif).
Sedangkan, misi Akur. Prinsipnya adalah membangun rasa aman bagi masyarakat, membuka ruang kreatifitas bagi generasi milenial, serta lebih sering turun menyapa masyarakat.
Sementara itu, pasangan Mohan mengatakan, keputusan maju berpasangan dengan TGH. Mujiburrahman di tahun 2021 sedikit tidak menguntungkan karena ada Covid-19. Kebijakan terarah dari pusat dan berkat kerja kolaboratif fase itu dapat dilewati. Pada saat itu, pendapatan asli daerah Kota Mataram mencapai Rp430 miliar.
Mohan mengakui, dalam upaya membangun Kota Mataram disadari ada masalah harus diselesaikan sehingga mewujudkan Mataram nyaman.
Visi-misi yang dirancang relevan dengan rencana pembangunan menengah daerah (RPJMD). Oleh karena itu, memperkuat SDM berkarakter berkualitas, pembangunan infrastruktur dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, memperkuat ekonomi dengan membuka lapangan.
Oleh karena itu, pihaknya berkewajiban untuk bisa mewakafkan tenaga dan pikiran untuk mengurai permasalahan kota ini.
Pada sesi tema ekonomi, pasangan Harum dan Aqur mendapatkan pertanyaan strategi membangun partisipasi generasi Z untuk ekonomi kreatif sehingga mengurangi pengangguran. Calon walikota mataram, Harum mengatakan, karaktertik GenZ akrab dengan teknologi informasi hampir kehidupan dekat dengan teknologi dan adaptif serta leluasa ekonomi digital. Maka itu anak muda memiliki kemampuan menyerap informasi dengan cepat dan ditandai dengan inovasi. Artinya, penting untuk menjembati agar memberikan dampak. Pihaknya membuka ruang kreatif dan wilayah sangat mudah shg setiap saat dapat beradaptasi.
Sementara itu, calon Wakil Walikota Mujib mengatakan, untuk menciptakan ruang kreatifitas bagi geneasi milenial mengekspresikan kreatifitas mereka adalah teras udayana. Ruang kreatif akan ditambah ditempat lain dengan dukung infrastruktur, modal usaha, pemasaran, pelatihan sehingga generasi Z bisa menjadi pelaku usaha kreatif.
Untuk tema ekonomi, pasangan AQUR mendapatkan pertanyaan bagaimana meningkatkan kunjungan wisata tidak hanya tamu MotoGP melainkan mempromosikan destinasi wisata? Aria mengatakan, sebelum ditetapkan sebagai calon walikota sudah ada tiga investor yang akan berinvestasi. Investor akan membangun hotel bintang di Kota Mataram. Weis menambahkan, sejumlah destinasi wisata di Kota Mataram akan direvitalisasi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan di Kota Mataram.
Untuk tema kesehatan pasangan Harum mendapatkan pertanyaan langkah konkret menangani DBD di Kota Mataram?
Mohan mengatakan, penyakit DBD berkaitan dengan kebersihan lingkungan, maka pendekatannya adalah masyarakat dan nakes mengelaborasi pergantian musim panca roba memahami sosialisasi melalui kader, menjaga masyarakat berkaitan dengan persoalan DBD. Rutin lakukan fogging tidak hanya terdapat kasus, melainkan saat penyebaran penyakit mewabah.
Pasangan AQUR menanggapi bahwa persoalan DBD bukan hanya lingkungan melainkan kesejahteraan kader. Hal ini menjadi perhatian jika terpilih menjadi walikota dan wakil walikota.
Menanggapi hal tersebut, sosialisasi sebenarnya masif dilakukan melibatkan kader. Pemberantasan sarang nyamuk dilakukan pasca hujan untuk membasmi jentik nyamuk.
Tema kesehatan pasangan AQUR mendapatkan pertanyaan masalah penyalahgunaan narkoba secara nasional. Masalah ekonomi dan pergaulan bebas menkadi penyebab narkoba. Kebjakan konkrit agar Mataram terbebas dari narkoba.
Aria mengatakan, penyalahgunaan narkoba adalah permasalahan nasional dan internasional. Penguatan di lingkungan dengan mengecilkan wilayah agar mudah memantau. Pemberdayaan ekonomi melalui dari kampung sehingga secara intensif turun ke lingkungan untuk mengetahui masalah masyarakat. Penyalahgunaan narkoba adalah manusia sehingga perlu diajak ke masjid dan berdzikir.
Mujib menanggapi bahwa permasalahan narkoba adalah masalah besar tetapi pencegahannya dimulai dari keluarga bukan dari lingkungan. Pihaknya bekerjasama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat dan Badan Narkotika Nasional.
Untuk subtema lingkungan Harum mendapatkan pertanyaan bagaimana mengantisipasi banjir rob dan abrasi masyarakat pesisir? Pihaknya telah melakukan pencegahan dan relokasi dampak banjir rob dengan membangun rumah susun nelayan, rumah sederhana dipersiapkan dengan harapan masyarakat tidak mengalami kondisi sama. Dari aspek pembiayaan dengan membangun break water telah diajukan ke Kementerian PUPR.
Menanggapi hal tersebut, Aria menilai banjir rob adalah bencana rutin. Ketika banjir rob dibutuhkan parkir sampan, sehingga hal ini dipikirkan. Jika terpilih mengeruk Sungai Unus sebagai tempat parkir.
Merespons hal itu, Mujib mengatakan pemecah gelombang akan dibangun sembilan kilometer butuh biaya besar dan telah disampaikan ke Menteri PUPR. Selain itu, membangun pohon pelindung seperti mangrove dan diharapkan mengurangi dampak.
Untuk tema lingkungan, pasangan Aqur mendapatkan pertanyaan langkah konkret menangani transportasi lalu lintas. Weis mengatakan, alternatifnya akan mengembalikan kejayaan bemo kuning. Dengan populasi penduduk Kota Mataram yang banyak pembangunan ruas jalan agar tidak terjadi kemacetan.
Mujib menanggapi bahwa telah membangun komunikasi dengan membangun jalan di bagian selatan dan utara serta mengupayakan transportasi publik. Mewujudkanya dengan berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan.
Merespons tanggapan tersebut, Aria mengatakan, perempatan Tanah Aji tidak bisa seorang walikota mengubah jadi dua jalur. Pihaknya berkomitmen untuk menjadi dua jalur.
Debat kandidat berlangsung panas saat berlangsungnya tanya jawab. Pasangan Aqur menilai permasalahan kesehatan belum tuntas karena periode kepemimpinan Harum menjanjikan satu dokter di masing-masing puskesmas. Janji itu dinilai belum ditepati.
Mohan menilai pertanyaan dilontarkan sangat subjektif, karena penilaian seharusnya dari lembaga independen. Akan tetapi, Kota Mataram telah UHC dan seluruh puskemas telah pelayanan paripurna. (cem)