raya (Suara NTB)- Gerakan penghijauan dan konservasi kawasan hutan digelar Perusahaan Umum Air Minum Daerah (Perumda) Tirta Ardhia Rinjani (Tiara) Lombok Tengah (Loteng), Senin 22 April 2024 kemarin. Ratusan pohon keras ditanam pada momen memperingati Hari Bumi Sedunia tersebut. Dengan menggandeng sejumlah organisasi serta aktifis peduli lingkungan di daerah ini.
“Ada ratusan pohon yang kita tanam pada gerakan kali ini,” sebut Kepala Bidang Sekretariat, Lalu Khairul Huda, SE., Senin siang kemarin. Selain untuk memperingati Hari Bumi Sedunia, gerakan tersebut juga wujud komitmen jajaran Perumda Tiara Loteng terhadap kondisi kawasna hutan di daerah ini.
Bahwa Perumda Tiara Loteng berkomitmen untuk terus berupaya melakukan langkah-langkah konkret dalam rangka melindungi sumber-sumber mata air yang ada di daerah. Dari potensi degradasi kawasan. Karena kalau kawasan hutan sudah rusak, maka sumber mata air juga akan rusak. Akibatnya, sumber air baku juga akan terganggu.
Sehingga fokus gerakan penghijauan dilakukan di daerah-daerah sekitar sumber mata air di kawasan hutan Desa Lantan. Termasuk juga daerah-daerah kritis, seperti area tebing yang sudah gundul. Sebagai langkah antisipasi potensi longsor dan bentuk bencana alam lainnya.
“Lokasi kritis seperti areal tebing yang rawan longsor menjadi salah target untuk kita tanami pepohonan. Harapanya kedepan pohon-pohon tersebut dapat menyerap air dan melindungi area tebing yang kebanyaknya menjadi jalur pipa Perumdam Tiara Loteng dari potenis longsor,” ujarnya.
Ia mengaku, kondisi kawasan hutan khususnya di wilayah Loteng cukup memprihatinkan. Sehingga diperlukan gerakan penghijauan secara massif dan terus menerus. Supaya bisa mengembalikan kondisi kawasan hutan yang sudah mulai rusak tersebut. Agar keberadaan kawasan hutan sebagai fungsi perlindungan bisa optimal.
“Spirit menjaga bumi sebenarnya harus kita lakukan setiap hari. Momentum Hari Bumi Sedunia ini bisa menjadi momen untuk menumbuhkan semangat itu. Dengan menanam pohon berarti pula telah menyelamatkan sumber mata air kita. Karena alam memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sehingga peran dan fungsi manusia untuk menjaga bumi ini sangat penting,” tambah Ketua Yayasan Green Care Indonesia Lalu Marjuan Thoyib. (kir)