Mataram (Suara NTB) – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Mataram, Ahmad Azhari Gufron, S.Si., mengkritisi pembangunan yang belum merata di Kota Mataram. Ampenan sebagai salah satu kecamatan yang ada di Kota Mataram dianggap belum mendapat keadilan dalam hal pembangunan infrastruktur.
Dalam 10 asa program Harum jilid 1 berbunyi : Menyediakan Infrastruktur Kota Yang Berkeadilan. ‘’Saya sebagai anggota DPRD Kota Mataram dari daerah pemilihan Ampenan merasa pembangunan di Ampenan masih belum adil,’’ ungkapnya kepada Suara NTB melalui pesan WhatsApp, Rabu 30 oktober 2024. Masyarakat pesisir ingin rumah tempat tinggal mereka aman, sehingga pemasangan jeti ini dipandang sebagai solusi abrasi yang ada di wilayah Ampenan.
Gufron tidak menyngkal bahwa pembangunan jeti ini, kewenangannya ada di BWS (Balai Wilayah Sungai) Nusa Tenggara I. ‘’Inilah tugas pemimpin yang mampu berkoordinasi dengan pemerintah pusat,’’ ucap anggota dewan dua periode ini. Belum terbangunnya jeti hingga saat ini, mengindikasikan ‘’kegagalan’’ Pemkot Mataram, mengingat rencana pembangunan jeti ini sudah sangat lama.
‘’Bisa dibilang seperti itu. Jeti ini dari masa kepemimpinan Pak Mohan masih jadi Wakil Walikota sampai jadi Walikota sekarang, dan sedang mencalonkan diri lagi sebagi Walikota, masalah di wilayah pesisir terutama Ampenan belum bisa teratasi,’’ terangnya.
Pemkot Mataram mengambil langkah antisipasi terjadinya abrasi di pesisir pantai dengan melakukan pemasangan tanggul dengan metode ‘’ban insang’’. Langkah yang dilakukan oleh Pemkot Mataram tersebut dianggap sudah ada perbaikan. Sebelum terjadinya abrasi sudah mulai memasang tanggul ban insang yang bersifat sementara.
‘’ Yang kita harapkan sebenarnya Pemkot dapat melakukan koordinasi ke pusat untuk pemasangan jeti di wilayah Penghulu Agung khususnya,’’ ucap politisi PAN ini. Menurut Gufron, rencana pembangunan jeti terlihat stagnan. ‘’3,5 tahun kepemimpinan Harum belum ada perubahan sama sekali. Sifatnya penanganan secara sementara,’’ katanya.
Kota Mataram memiliki 9 kilometer garis pantai. ‘’Ini yang harusnya menjadi prioritas. Bukan pembangunan di tengah kota yang sudah tertata dengan baik,’’ demikian Gufron. (fit)