Mataram (Suara NTB) – Guna menyambut datangnya bulan Ramadhan tahun ini, pengusaha hotel atau akomodasi di NTB membuat anek paket khusus yang menarik, terutama food and beverage atau penyajian makan dan minum.
Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IGHMA) NTB Lalu Kusnawan mengatakan, meskipun okupansi hotel biasanya rendah pada bulan Ramadan, namun hotel bisa terbantu dengan paket food and beverage seperti paket buka puasa dan sahur.
“Jelas untuk program itu ada, contohnya di FB (food and beverage). Akan ada promo buka puasa. Itu trennya cukup baik. Sasarannya itu bisa perorangan maupun lembaga atau perusahaan yang mau buka puasa bareng,” kata Lalu Kusnawan kepada Suara NTB, Rabu (6/3) kemarin.
Ia mengatakan, di bulan Maret biasanya tingkat hunian hotel tidak begitu tinggi. Namun nanti di bulan April kunjungannya akan naik lantaran ada libur paskah. Sebab ada sejumlah negara di dunia yang liburnya sampai dua bulan. Sehingga akan menguntungkan Lombok sebagai destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan asing.
General Manager (GM) Aruna Senggigi, Weni Kristanti menyebut pihaknya sudah menawarkan paket berbuka puasa, sebagai salah satu upaya agar kunjungan di bulan Ramadan dapat meningkat.
“Seperti yang kita tahu, Januari – Maret itu periode low season untuk hotel, hadirnya Serambi Timur Tengah Vol. 2 yang kami programkan juga sebagai salah satu inovasi untuk terus meningkatkan tingkat kunjungan,” tutur Weni.
Dengan begitu, perputaran ekonomi selama Ramadan juga diharapkan tetap berjalan dengan lancar. Sehingga dampaknya dapat dirasakan oleh usaha-usaha lainnya yang ada di kawasan wisata Senggigi dan Lombok Barat pada umumnya.
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) juga mendorong agar para pelaku sektor perhotelan menyiapkan paket diskon guna menyiasati datangnya “low season” atau bulan-bulan menurunnya angka kunjungan sekaligus mempersiapkan diri menjelang libur Hari Raya Idul Fitri.
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya, dalam siaran persnya kemarin mengatakan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah memperkirakan akan ada penurunan kedatangan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan nusantara selama Ramadan pada 10 Maret hingga 9 April 2024.
“Para pelaku pariwisata harus sigap mencari alternatif lainnya untuk mengantisipasi low season. Bisa dengan menghadirkan paket diskon menginap ataupun berbuka puasa,” ujar Nia. PHRI memperkirakan okupansi hotel saat libur lebaran 2024 akan tinggi. Perkiraan ini didasari oleh perbaikan kondisi perhotelan secara keseluruhan di tanah air pada tahun 2024 ini.
Selain itu, perkiraan tersebut juga didasari data PHRI mengenai okupansi hotel jelang Lebaran 2023, di mana okupansi pada sejumlah hotel di kota tujuan wisata favorit sudah lebih dari 70 persen.
“Ketika low season, ada baiknya jika dapat menjual dengan diskon besar-besaran hingga 40 persen, itu jauh lebih baik menguntungkan jika okupansinya hanya 30 persen, karena masyarakat Indonesia yang beragama Islam dan berpuasa tidak melakukan kegiatan traveling saat puasa. Namun diprediksi ketika lebaran akan terjadi lonjakan besar-besaran,” ungkap Nia.
Berdasarkan prediksi Korps Lalu Lintas Polri, lanjut Nia, jumlah pemudik Lebaran 2024 diperkirakan mencapai 200 juta orang atau naik 6 persen dibandingkan jumlah pemudik lebaran tahun 2023 sebanyak 187 juta orang.
“Menteri Perhubungan juga memprediksi persentase lonjakan jumlah pemudik tahun ini akan mencapai angka 70 persen,”imbuhnya.(ris)