Giri Menang (Suara NTB) – Beberapa tahun terakhir Dermaga Gili Mas, Lembar, Â Lombok Barat (Lobar) menjadi pintu masuk kapal pesiar, dimana puluhan kapal raksasa tersebut singgah membawa para wisatawan asing. Namun potensi besar puluhan ribu tamu kapal pesiar ini masih belum maksimal ditangkap oleh Pemkab Lobar. Masih ada 5 kapal pesiar yang akan singgah hingga Desember 2024.
Pasalnya, masih ada beberapa kendala dialami yang harus dibenahi Pemkab kedepannya. Salah satunya amenitas seperti ketersediaan kamar mandi dan toilet yang memadai sesuai standar bagi tamu asing. Wakil ketua DPRD Lobar H Abubakar Abdullah mengatakan potensi kunjungan wisatawan melalui kapal pesiar sangat luar biasa manfaatnya bagi daerah. Karena kedatangannya tidak kosong, tapi mereka ingin tahu seperti apa Lombok, keunikannya dengan destinasi yang lain. Termasuk kuliner dan atraksinya.
“Kalau ini dikelola dengan baik, bisa ditampilkan kepada seluruh wisatawan yang datang, bisa mendatangkan nilai tambah, bisa menjadi potensi pendapatan bagi warga dan daerah,”kata dia. Kaitan dengan tamu yang datang, ada dari planning travel agen dan mandiri. Sehingga memang kalau ada yang berkunjung ke lokasi yang unik, mungkin dianggap berbeda bagi tamu. Dan ini sebagai bagian diversifikasi produk dari travel agen. Namun tentu ini harus dikelola dengan sebaik mungkin agar menjadi kesan baik bagi wisatawan. ‘’Yang paling penting adalah, kehadiran tamu ini membawa kesan dan pengalaman yang baik,’’ imbuhnya.
Menyoal bagaimana koordinasi antara Pemkab dengan travel agent mengarahkan wisatawan ke destinasi wisata, pihaknya mendorong Pemkab, Pelindo, travel agent, pelaku wisata dapat menjalankan fungsi fasilitasi. Belum lagi jasa usaha transportasi, kuliner dan lainnya yang perlu ditata dan diatur sedemikan rupa. Semua pihak perlu kolaborasi, pelaku travel agent tidak bisa berjalan sendiri agar bisa mendatangkan benefit kepada masing-masing pihak, termasuk tax atau pajak bagi daerah yang masuk menjadi PAD.
Pihaknya juga mendorong OPD untuk membenahi dan menata kawasan wisata, lebih-lebih itu didatangi oleh kapal pesiar. Sebab menurutnya, persoalan seperti toilet masih menjadi kendala di lapangan. Ia juga mendorong OPD untuk lebih inovatif untuk mempromosikan atau menjual destinasi wisata Lobar. Salah satunya menyiapkan pusat informasi atau TIC (Tourism Information Center) di pelabuhan kapal pesiar Gili Mas Pelindo.
Sementara itu Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Lombok Barat, Irman Sumantri tak menampik jika kendala dihadapi dari sisi kesiapan amenitas seperti toilet di masing-masing destinasi. Seperti di Narmada, itu kesiapan dari PT Tripat. Kemudian di Lingsar, diakui secara amenitas belum siap. Persoalan amenitas belum memadai ini pun sudah didiskusikan dengan pimpinan OPD. Sebab toilet bagi para tamu asing ini perlu disiapkan toilet duduk.
Hal ini pun juga sudah dievaluasi oleh OPD, termasuk mengajak diskusi dari pihak Asosiasi, mengigat kendala di Narmada dan Lingsar masih kurang memadainya toilet tersebut. Padhal ini sangat vital bagi pengunjung. Kendala penyiapan toilet seperti di Narmada dan Lingsar, karena masuk Cagar budaya maka harus diusulkan ke Bali. Selain itu di pasar seni Sesela juga kendala toilet yang memadai. Sementara lokasi itu dikelola Pemdes, sehingga perlu juga disiapkan oleh Pemdes. Diakui kendala yang dihadapi juga terkait anggaran untuk penanganan berbagai fasilitas tersebut. (her)