Tanjung (Suara NTB) – Mantan Wakil Bupati Lombok Utara, Sarifudin, SH., MH., memilih untuk menjatuhkan dukungan kepada Paslon Najmul Akhyar – Kusmalahadi Syamsuri, pada Pilkada 2024 Kabupaten Lombok Utara. Setidaknya terdapat dua alasan mengapa ia akhirnya melabuhkan dukungan kepada Najmul Akhyar yang menggandeng Kus – putra Bupati, Djohan Sjamsu, saat ini.
Kepada wartawan di kediamannya, Rabu, 6 November 2024, Sarifudin secara terbuka mengungkap alasan di balik keputusan politiknya sebagai tokoh masyarakat kecamatan Kayangan.
Ia menerangkan, pilihan kepada NK sarat akan makna historis. Dimana Djohan Sjamsu dan Najmul Akhyar, Ia nilai sebagai dua tokoh sentral yang berjuang bersama dengan para pemuda saat pembentukan Lombok Utara.
“Keduanya adalah tokoh garda depan. Ketika itu saya masih muda, tidak dipungkiri apa yang dinikmati saat ini adalah hasil dari kepemimpinan Djohan dan Najmul sebagai tokoh penggagas berdirinya KLU.”
“Saya sangat menghormati beliau berdua. Beliau adalah panutan bagi anak muda yang mau belajar berinteraksi dalam dunia politik,” sambungnya.
Sarif juga menilai, Djohan dan Najmul adalah tokoh yang memiliki peran sentral dalam pembangunan meskipun selama 15 tahun terakhir, politik Lombok Utara memiliki variasi dari tahun ke tahun. Tetapi bagi Sarif, yang terpenting adalah nilai demokrasi yang berjalan cukup konstruktif.
Dengan landasan rasa respek itu pula, Sarif yang sadar diri sebagai generasi berikutnya di Lombok Utara, merasa harus belajar dari kedua tokoh tersebut.
“Bahwa perbedaan pandangan politik antara kedua tokoh ini dan sekarang mereka bersatu, tentu ini menjadi contoh. Ke depan setelah beliau-beliau ini tidak ada lagi, tentu siapa lagi yang melanjutkan kalau bukan generasi berikutnya. Masih banyak yang menunggu, tetapi kita harus menghargai cara-cara ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Sarif menyatakan bahwa masyarakat Lombok Utara sangat memahami budaya hormat kepada orang tua, sebuah kultur yang harus dijaga dalam semua aspek kehidupan. Sehingga ia berharap, politik yang dibangun Djohan dan Najmul saat ini menjadi contoh positif bagi generasi berikutnya.
“Paling penting, Visi Misi yang diusung NK saat ini, hampir sama dengan cita-cita pembangunan yang disusun pada tahun 2015 (era Najmul – Sarif) dan tahun 2020 (era Djohan – Danny),” ujarnya menyebut alasan kedua mendukung NK.
Dalam perjalanan pemerintahan kedua tokoh ini, Sarif mengenang bahwa terdapat kejadian post majeure yang luar biasa, yakni Gempa dan Covid-19. Kedua Kejadian Luar Biasa ini menyisakan beberapa program yang tidak bisa dituntaskan di era NASA.
Menurut Sarif, dari masa jabatan 5 tahun, NASA ketika itu hanya efektif menjalankan visi misi dalam 2 tahun kepemimpinan. Sedangkan 3 tahunnya digunakan untuk menyelesaikan masalah demi masalah pos majeure ketika itu.
“Dan setelah saya berdiskusi dengan Pak Najmul dan Pak Kus terkait dengan itu (program yang belum berjalan tahun 2015-2020), mereka menyanggupi itu. Apa yang saya sampaikan ternyata sama dengan Visi Misi yang mereka susun saat ini,” terang Sarif
“Ini yang menjadi semangat saya untuk mendukung beliau. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat kecamatan Kayangan khususnya dsn masyarakat Lombok Utara pada umumnya, ayo kita bangun lombok Utara ini dengan cara-cara yang bijak. Dimana program yang dikedepankan tidak harus saling fitnah,” sambungnya.
Sarifudin juga menyebut, Pilkada 2024 adalah momentum bagi masyarakat untuk saling memperbaiki. Sebab jika sikap politik saling memusuhi menjadi kultur dan terpelihara, maka situasinya akan sangat membahayakan bagi generasi ke depan.
Ia berharap pula, pemahamannya terhadap politik saat ini – khususnya bersatunya Najmul dan Djohan Sjamsu, dapat menjadi kesepahaman bersama oleh semua lapisan masyarakat.
Kepada Paslon Najmul – Kus, jika kelak mendapat kepercayaan publik, Sarifudin berharap 4 isu strategis menjadi perhatian untuk diwujudkan. Keempat isu dimaksud yaitu, menginisiasi Perguruan Tinggi di Kecamatan Kayangan. Sebab hajat ini sebelumnya sempat dicuatkan namun terkendala karena Covid-19. Kedua, melanjutkan program yang bersifat fisik dan infrastruktur jalan pendukung akses ekonomi masyarakat.
Ketiga, Bendungan untuk mengantisipasi krisis air bersih di tingkat rumah tangga maupun petani di banyak tempat di Lombok Utara.
Keempat, Pemda harus membangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang terintegrasi dengan Sport Center. Di Kecamatan Kayangan sendiri, dirinya dan Najmul telah merencanakan untuk membangun Sport Center yang memfasilitasi minat, bakat maupun kebutuhan masyarakat untuk healing.
“Lokasinya sudah ada, dan kita sudah memulai embrio Sport Center yang menjadi simbol Lombok Utara. Kebetulan lokasi juga sudah ada di lahan bersertifikat seluas 5,7 hektar. Kita sudah menembok keliling, dan tinggal membangun spot-spotnya,” tandas Sarif. (ari)