Selong (Suara NTB) – Warga Anjani Timur Satu Desa Anjani, Kecamatan Suralaga patungan guna membiayai kepulangan Jufriadi, Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal dunia di negeri Jiran Malaysia. Jumat 15 Maret 2024, jenazah almarhum Jufriadi ini tiba di kampung halamannya dan langsung dimakamkan usai Salat Jumat.
Firman, anggota Lembaga Sosial Desa (LSD) Desa Anjani, kepada Suara NTB menuturkan biaya pemulangan jenazah dari negeri Jiran Malaysia cukup besar. Ada agensi pemulangan jenazah yang mematok harga Rp 35-50 juta. “Kesepakatan keluarga pakai Rp 35 juta,” ujarnya.
Besarnya biaya pemulangan membuat pihak keluarga dan warga Dusun Anjani Timur terpaksa patungan. Selain disiapkan sendiri oleh pihak keluarga, ada juga sumbangan dari sejumlah tokoh masyarakat. “Pemuda ikut melakukan penggalangan dana,” imbuhnya.
Pemuda Anjani ini juga sudah mengajukan proposal ke pemerintah daerah dengan harapan bisa dibantu. Akan tetapi sampai sekarang belum ada respons dari pemerintah daerah.
Ditambahkan, proses pemulangan jenazah almarhum Jufriadi dari Malaysia Timur ini disebut cukup lama. Semenjak proses pemulangan, dua pekan lamanya keluarga menanti.
Satu sisi pihak keluarga ingin tahu juga penyebab kematian, sehingga Otoritas Malaysia kemudian melakukan otopsi di Malaysia sehingga lama pemulangan. Setelah diketahui hasil pemeriksaan, baru ada jadwal pemulangan dan dimakamkan Jumat kemarin
Berdasarkan hasil otopsinya, almarhum Jufriadi meninggal karena kecelakaan. Struktur tulang banyak remuk. Sehingga, pihak kepolisian Malaysia menyimpulkan kematian Jufriadi murni karena kecelakaan. Jenazah ditemukan di tengah kebun tiga hari setelah kecelakaan terjadi. Yakni pada hari Sabtu 24 Januari 2024. Kecelakaan terjadi pada Rabu dan pihak keluarga di Anjani mendapatkan kabar pada Kamis.
Mariani, salah satu keluarga almarhum Jufriadi menuturkan, sosok Jufriadi ini sudah terbiasa merantau ke negeri Malaysia. ‘’Tumben tahun ini ia memilih Malaysia Timur, karena sebelumnya lebih sering ke Malaysia Barat,’’ ujarnya.
Jufriadi berangkat ke Malaysia Timur ini empat hari setelah hari Pemilihan Umum (Pemilu), Rabu 14 Januari 2024. Tepatnya pada tanggal 19 Februari 2024. Kecelakaan terjadi saat dalam perjalanan menuju tempatnya bekerja.
Berdasarkan informasi dari Polisi Diraja Malaysia Timur, sempat Jufriadi akan dibawa ke rumah sakit. Akan tetapi, si korban ini menolak dan memilih kabur lewat kebun. Saat jenazah ditemukan, kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
Korban tampak takut ditangkap polisi karena tidak memiliki dokumen bekerja yang legal di Malaysia. Menurut keterangan dari polisi Malaysia, kalau cepat dibawa ke rumah sakit besar kemungkinan bisa tertolong. Ditambahkan, hasil otopsi di Malaysia, tulang rusuk sebelah kiri korban ini patah menusuk paru-paru, sehingga menimbulkan pendarahan di kepala. (rus)