Mataram (Suara NTB) – Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat jumlah wisatawan yang menginap di hotel berbintang dan nnon bintang di NTB sejak Januari – Oktober 2024 sebanyak lebih dari 1,7 juta orang atau angka tepatnya 1.770.594 orang. Namun demikian, jumlah tamu berbeda dengan jumlah wisatawan secara keseluruhan yang datang ke NTB.
Kepala BPS NTB Wahyudin mengatakan, selama periode Januari – Oktober 2024 tamu luar negeri yang menginap di hotel sebanyak 612.228 orang, sementara tamu dalam negeri sebanyak 1.158.366 orang.
“Jumlah tamu yang menginap tak sama dengan jumlah wisatawan. Ini hanya menginap di hotel, tak dihitung orang-orang yang datang ke NTB melalui kapal pesiar, misalnya singgah di Gili Mas masuk ke Lombok, kemudian orang yang naik ke gunung tidur di tenda, itu semua wisatawan namun tak tercatat sebagai tamu hotel,” kata Wahyudin saat menyampaikan berita resmi statistik yang berlangsung di Kantor BPS, Senin, 2 Desember 2024.
Ia mengatakan, rata-rata lama menginap wisatawan di NTB masih pendek. Sebagai gambaran rata-rata lama menginap (RLM) tamu di hotel bintang pada Bulan Oktober 2024 sebesar 1,85 hari, kemudian rata-rata lama menginap tamu di hotel non bintang pada Bulan Oktober 2024 selama1,49 hari.
“Untuk memperpanjang rata-rata lama menganip caranya bagaimana, tentu dengan meningkatkan pelayanan kita. Termasuk menyiapkan atraksi-atraksi lokal, venue-venue untuk mereka bisa berwisata, tingkatkan kualitasnya, sehingga mereka bisa lebih lama, disamping kita harus meningkatkan masalah keamanan,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin mengatakan, data yang tersaji di BPS hanya jumlah orang menginap di hotel. Sehingga pihaknya yakin bahwa banyak wisatawan yang tak menginap, misalnya mereka yang memilih berwisata dengan cara camping. Di dalam catatannya, jumlah wisatawan ke NTB hingga November kemarin sekitar 2,2 juta orang, baik domestik maupun mencanegara.
“Mudahan ini persepsi kita bisa bertemu. Target kita 2,5 juta wisatawan. Data kami, dari beberapa pintu masuk di Lombok kemudian dari Labuan Bajo banyak yang datang menggunakan kapal phinisi ke Teluk Saleh untuk melihat hiu paus,” kata Jamaluddin.
Ia memprediksi angka target kunjungan wisatawan ke NTB sebanyak 2,5 juta tahun 2024 tak bisa tercapai. Hal tersebut lantaran terganjal oleh sejumlah tantangan atau hambatan, sehingga arus wisatawan yang datang ke Lombok – Sumbawa tak bisa sesuai dengan prediksi.
Jamaluddin mengaku salah satu tantangannya yaitu kebijakan nasional berupa pembatasan perjalanan dinas Kementerian/Lembaga. Sehingga kegiatan MICE atau rapat-rapat dan konvensi urung dilaksanakan di daerah ini yang selama ini menjadi jualan NTB.
“Kami memang target 2,5 juta wisatawan. Kalau tahun kemarin kita targetkan 2 juta wisatawan, namun bisa terpenuhi 2,2 juta. Sekarang ini sudah tercapai 2,2 juta lebih. Mudahan dengan beberapa event bisa menambah jumlah wisatawan yang datang,” ujarnya.(ris)