spot_img
Rabu, Februari 5, 2025
spot_img
BerandaPOLHUKAMPOLITIKBawaslu Soroti Rendahnya Partisipasi Pemilih di Pilkada Kota Mataram 2024

Bawaslu Soroti Rendahnya Partisipasi Pemilih di Pilkada Kota Mataram 2024

Mataram (Suara NTB) – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB mengungkapkan keprihatinannya terhadap rendahnya tingkat partisipasi pemilih di Kota Mataram pada Pilkada Serentak NTB 2024. Pasalnya, tingkat partisipasi di ibu kota Provinsi NTB tersebut mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.

Pernyataan ini disampaikan oleh anggota Bawaslu NTB, Hasan Basri, dalam rapat pleno rekapitulasi perolehan suara tingkat Provinsi untuk Pilgub NTB yang berlangsung pada Kamis, 5 Desember 2024 di Lombok Barat.

Hasan mempertanyakan penyebab rendahnya partisipasi pemilih di Kota Mataram. Berdasarkan data, dari total 320.604 warga yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), sekitar 113.000 lebih warga tidak menggunakan hak pilihnya, dengan tingkat partisipasi sekitar 64 persen.

“Ini sangat rendah. Kami ingin mengetahui alasan mengapa begitu banyak warga Kota Mataram yang tidak menggunakan hak suaranya pada Pilkada 2024,” ujar Hasan.

Selain itu, Hasan juga menekankan kemungkinan rendahnya partisipasi disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang bisa jadi dipengaruhi oleh kinerja penyelenggara pemilu.

Hasan juga menyoroti jumlah suara tidak sah yang mencapai lebih dari 10.000. Ia mempertanyakan mengapa banyak suara yang tidak sah karena kesalahan pencoblosan, padahal tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat Kota Mataram cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah lain.

“Warga Kota Mataram memiliki tingkat pendidikan dan kesadaran yang relatif lebih baik dibandingkan daerah lainnya. Jadi, bagaimana bisa jumlah suara tidak sah begitu tinggi? Kami ingin mendapatkan penjelasan mengenai hal ini,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU Kota Mataram, Edy Putrawan, menjelaskan bahwa tingkat partisipasi masyarakat Kota Mataram pada Pilkada Serentak 2024 mencapai 64,4 persen. Ia mengakui bahwa angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan Pilkada 2020 yang mencapai 67,2 persen, yang berarti ada penurunan sekitar 2,8 persen.

“Penurunan partisipasi ini tentu menjadi bahan evaluasi kami ke depan,” jelas Edy.

Edy juga menjelaskan bahwa tingkat partisipasi terendah terdapat di Kecamatan Ampenan dengan 62 persen, diikuti oleh Kecamatan Mataram dengan 63 persen. Secara keseluruhan, tingkat partisipasi di Kota Mataram tercatat sebesar 64,4 persen. (ndi)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -


VIDEO