spot_img
Rabu, Desember 11, 2024
spot_img
BerandaNTBLOMBOK TIMURPetani Sumringah Harga Tomat Mahal

Petani Sumringah Harga Tomat Mahal

Selong (Suara NTB)- Harga tomat di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) cukup mahal.  Di tingkat petani, harganya sekarang tembus Rp 18-20 ribu per kilogram. Hal ini jelas membuat petani sumringah karena dianggap tumben dalam sejarah.

Usman, salah satu petani di wilayah Labuhan Haji mengaku selama ini harga tomat tidak pernah berpihak  kepada petani. Lebih sering harga si bulat merah anjlok. Bahkan sama sekali gak dihargai. Acap kali justru petani membuang panen atau membiarkan saja membusuk di sawah.

Kondisi tahun 2024 ini dinilai sangat baik bagi petani tomat. Akan tetapi, tak semua tanaman tomat petani yang bisa mulus berbuah dan panen. Kondisi cuaca di musim hujan ini membuat sebagian besar tanaman tomat mati. Hal inilah yang membuat petani jarang berani tanam ketika masuk musim hujan.

Petani yang berani tanam tomat saat ini adalah mereka yang berani berspekulasi tinggi. Pasalnya, yang dihadapi adalah kondisi alam yang diyakini kurang baik untuk budidaya tomat. Karenanya, buah tomat pada musim ini rata-rata cenderung lebih kecil. Kualitas produksi kurang baik. Terkecuali yang memahami teknik budidaya diyakini akan menghasilkan produksi tomat dengan kualitas baik.

Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Lotim, H. Badarudin saat dikonfirmasi mengatakan tanaman tomat masuk jenis hortikultura. Sama dengan cabai, bawang merah dan jenis sayuran lainnya. Penanaman tomat ini bersifat musiman.

Umumnya, petani menanam tomat saat musim hujan seperti saat ini membutuhkan sistem budidaya telaten dan biaya tinggi. Tidak heran, petani jarang tanam. “Kecuali petani punya modal besar baru berani tanam, itu jumlahnya sangat kecil,” ungkapnya.

Menurut H. Badarudin, petani yang memiliki modal dan memiliki kemampuan budidaya yang baik dalam menghadapi kondisi alam itulah yang sekarang menikmati harga. Bila berhasil budidaya, otomatis akan dapatkan harga yang baik.

Selama ini, khusus tomat harganya kerap merosot karena kerap lebih banyak ketersediaan daripada penawaran. Karena sistem distribusi barang kita bebas keluar masuk daerah, tidak jarang tomat asal daerah lain ikut masuk ke Lotim. Ketika banyak tomat masuk dari Bali misalnya, maka harga tomat akan kembali turun.

  1. Badarudin menyebut, kalau diamati, sebenarnya setiap awal tahun dan setiap memasuki musim hujan pasti terjadi kenaikan harga. Hal ini dikarenakan sebagian besar tanaman tomat tidak berhasil produksinya. ‘’Setiap tahun, ketika masuk hujan pasti menemukan harga yang baik, karena itu petani harus pintar melihat perkembangan cuaca,” sarannya.

Petani juga harus bisa baca situasi dan kondisi alam.  Siklus musiman ini harus terpantau sehingga bisa melakukan budidaya tanaman yang sesuai dengan kondisi alam. Khusus di Lotim, terlihat sudah menjadi  kebiasaan petani, pada Bulan Desember mulai tanam padi. Bukan Maret dan April panen raya.  Setelahnya kemudian ada yang tanam cabai, tomat atau hortikultura lainnya. Karena itukah, ketika panen hortikultura bulan Juli dan Agustus terjadi secara serentak maka dipastikan harga murah. 

“Memang kita selalu hadapi masalah saat harga tinggi dan rendah. Saat harga rendah, diprotes pemerintah sehingga muncul berbagai penawaran solusi seperti pengadaan pabrik saos dan semacamnya. Sementara saos ini kan  susah untuk dipasarkan,” demikian. (rus) 

 

IKLAN

spot_img
RELATED ARTICLES
- Advertisment -



VIDEO