Mataram (Suara NTB) – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB mencatat angka produksi padi gabah kering giling (GKG) hingga Desember 2024 sebesar 1,45 juta ton.
Sekretaris Distanbun NTB Ni Nyoman Darmilaswati mengatakan, target produksi padi tahun ini sebanyak 1,413 juta ton GKG. Namun realisasi sudah melebihi dari target yaitu 1,457 juta ton berdasarkan angka Kerangka Sampel Area (KSA)
“Jadi proyeksi luas tanam kita 118.041 hektare dan total luas tanam kita dari keseluruhan indeks tanaman kita dari 1, 2 dan 3 seluas 504.667 hektare. Adapun realisasi 1,457 juta ton,” kata Ni Nyoman Darmilaswati akhir pekan kemarin.
Ia mengakui ada penurunan produksi pagi di 2024 ini jika dibandingkan dengan target tahun sebelumnya karena adanya pergeseran pola tanam lantaran pengaruh iklim. Sebab sektor pertanian sangat bergantung pada iklim.
Diharapkan dengan adanya pergeseran pola tanam ini, akan lebih banyak padi yang bisa dipanen di tahun 2025 karena petani banyak menanam padi di November dan Desember 2024 seiring dengan tibanya musim penghujan. Adapun harga padi GKG di tingkat petani sebesar Rp7.767.
Selanjutnya target Distanbun NTB untuk tanaman kedelai 19.256 ton, namun realisasinya sebesar 16.117 ton dengan luas panen 12.576 hektare. “Dibanding tahun 2023, kami mengalami penurunan sekitar 19,45 persen. Penurunan ini karena petani tak mau menanam kedelai karena produksinya kecil,” tuturnya.
Petani juga enggan menanam kedelai karena harga jual di pasar juga yang tak menjanjikan. Sehingga areal penanaman kedelai tahun ini tak memenuhi target.
Marzuki, petani di Lombok Tengah mengaku saat ini waktunya menanam padi karena hujan sudah turun. Intensitas hujan yang tinggi membuat petani mulai mengolah sawah yang tadinya kering.
“Berharap musim tanam akhir tahun ini air irigasi cukup, pupuk cukup, dan hama tak ada sehingga hasil panen bagus tahun depan,” tuturnya. (ris)